Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bugar dan Sirkulasi Darah Lancar Lewat Terapi ala Kepompong

Kompas.com - 06/03/2023, 14:05 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Gaya hidup modern dengan tingkat kesibukan tinggi, kurang tidur, hingga stres, dapat menyebabkan berbagai ketidakseimbangan dalam tubuh. Efeknya bukan cuma membuat kita rentan terkena penyakit, namun kesuburan pun bisa terganggu.

Menerapkan gaya hidup sehat seperti menjaga asupan makanan, bergerak aktif, serta mengatur stres, merupakan prinsip yang harus kita miliki sejak dini. Selain itu, kita juga melengkapinya dengan melakukan perawatan tubuh yang bersifat holistik (wellness).

Melakukan terapi ala kepompong (Cocoon Therapy) yang menggunakan terapi infrared menjadi salah satu pilihan untuk mengembalikan kebugaran dan kesehatan tubuh.

“Alat ini juga didesain bagi pasangan yang mau program kehamilan atau bayi tabung, baik pria atau wanitanya untuk membantu melancarkan sirkulasi limfatiknya, sirkulasi darahnya, memperbaiki gangguan tidurnya,” kata dr Fanny Imannuddin M.Biomed (AAM), dokter wellness & regenerative dari Morula IVF Jakarta.

Bukan rahasia lagi jika banyak pasangan yang akan melakukan program kehamilan merasa lebih stres.Karenanya melakukan terapi ini secara rutin dapat membantu tubuh lebih rileks, selain juga lebih lancarnya sirkulasi darah.

Baca juga: 3 Makanan yang Harus Dihindari Agar Sirkulasi Darah Lancar

Teknologi yang berasal dari Amerika Serikat ini menurut dr.Fanny sudah mendapatkan sertifikat dari Food and Drug Administration dan sudah lebih dari 8 tahun dipakai di sana. Di Indonesia, cocoon therapy bisa dilakukan di klinik Morula IVF yang terletak di kawasan Menteng Jakarta.

Masuk dalam kepompong

Morula Wellness POD Cocoon adalah terapi infrared yang berbasis hypertermic fitness solution.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Morula Wellness POD Cocoon adalah terapi infrared yang berbasis hypertermic fitness solution.
Dalam terapi ini seluruh bagian tubuh dari leher sampai kaki akan berada di dalam alat sauna berbentuk seperti kepompong. Di dalam alat tubuh kita akan disinari cahaya infra merah secara merata dalam suhu mencapai 80 derajat celcius.

Satu sesi terapi berdurasi 30 menit dengan biaya Rp 500.000.

Walau terlihat seperti mesin, namun sebenarnya alat ini dilengkapi bahan alami, misalnya di sekeliling alat juga terdapat batu-batu khusus untuk meningkatkan energi.

“Karena dia ada infrared bisa berfungsi sebagai anti-inflamasi dan efek hangatnya bisa melancarkan sirkulasi darah. Sehingga jika ada gangguan penyumbatan di pembuluh darah, terapi ini juga bisa membantu,” kata dr.Fanny.

Baca juga: Wellness Tourism Berkontribusi Tinggi terhadap Ekonomi Global

Selain itu, cocoon therapy juga akan membantu tubuh membakar kalori karena proses pemanasan tubuh dilakukan dengan tambahan adanya pijatan berupa getaran pada alat.

Tak cuma itu, di dalam kepompong ini kita tidak cuma diam, tapi juga diminta melakukan gerakan latihan sederhana karena alat ini dilengkapi dengan “resistant band” untuk melatih otot dalam beberapa kali hitungan. Karenanya terapi ini juga dapat membantu seseorang yang ingin menurunkan berat badannya.

“Terapi ini juga membantu membakar kalorinya, setara seperti olahraga 5-6 kilometer tetapi hanya dalam waktu 30 menit. Jumlah kalori yang terbakar 400-500 kalori,” kata dr.Fanny.

Ibu yang baru melahirkan dan ingin mengurangi bobot tubuhnya juga dapat melakukan terapi ini, namun menurut dr.Fanny sebaiknya tunggu setelah selesai memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Orang yang tergolong obesitas tingkat 3 juga bisa melakukan terapi ini dan jika sudah ada peningkatan metabolisme dilanjutkan dengan latihan kebugaran.

Baca juga: 4 Makanan Ini Bisa Ganggu Metabolisme

Dilengkapi dengan garam Himalaya sebagai aromaterapi, menurut dr. Fanny aromanya akan membantu memperbaiki pernapasan dan mengurangi stres.

“Napas kita juga harus dibersihkan. Cara pembersihannya kalau di alat ini bisa dengan uap panas ditambah aromaterapi Himalayan Salt,” imbuhnya.

Vibrasi dalam alat ini didesain khusus untuk menargetkan area-area tubuh tertentu yang akan mengaktifkan saraf tepi. Hal ini juga dapat berpengaruh pada pembentukan sambungan saraf di otak.

Rutin selama dua bulan

Meski memiliki banyak manfaat, namun menurut dr.Fanny tak semua orang boleh melakukan terapi ini, terutama orang dengan penyakit tertentu seperti epilepsi, orang yang memakai alat pacu jantung, sedang menderita infeksi, ibu hamil, atau orang yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, disarankan untuk melakukan terapi ini seminggu sekali selama dua bulan.

Baca juga: 3 Tips untuk Melancarkan Aliran Darah

“Terapi wellness bukan sesuatu yang instan, karena tubuh kita juga perlu diberi memori. Ibaratnya kita mengajari tubuh lagi yang sebelumnya sudah terbiasa dengan paparan toksin dan radikal bebas. Mengembalikannya tidak gampang, butuh proses,” paparnya.

Untuk mengetahui efektivitas dari terapi ini kita bisa melihat skor fitnes sebelum dan setelah rutin terapi.

“Kalau semakin baik kondisi tubuh, maka skornya akan meningkat. Minimal angka skor fitnes kita harus di angka 70,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com