Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Komplikasi Menopause Dini yang Perlu Diwaspadai Wanita

Kompas.com - 24/03/2023, 11:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Wanita yang mengalami menopause dini perlu mewaspadai sejumlah komplikasi yang berpotensi terjadi.

Mengutip Cleveland Clinic, menopause dini terjadi pada wanita usia 45 tahun setelah 12 bulan berturut-turut tidak menstruasi.

Baca juga: Kenali Apa Itu Menopause Dini, Penyebab, dan Tanda-tanda

Apa pun yang merusak indung telur, termasuk kebiasaan merokok, pengobatan kanker, operasi rahim, atau keturunan, bisa menjadi penyebab menopause dini.

Tanda-tanda menopause dini mirip dengan menopause normal, yang terjadi pada wanita usia 50-an tahun ke atas.

Jika Anda didiagnosis mengalami menopause dini, sejak saat itu ovarium berhenti menghasilkan hormon estrogen dan Anda kehilangan kemampuan untuk hamil.

Anda juga berpotensi mengalami sejumlah komplikasi menopause dini yang mengganggu kesehatan Anda.

Baca juga: 17 Gejala Menopause Dini, Wanita Perlu Tahu

Apa saja komplikasi menopause dini yang harus diwaspadai para wanita?

Mengutip Medical News Today, menopause dini otomatis akan menghilangkan masas subur seorang wanita.

Selain itu, ada pula komplikasi jangka panjang lainnya terkait dengan menopause dini, yaitu :

  • Kehilangan kepadatan tulang

Kurangnya hormon estrogen akan menyebabkan wanita kehilangan komponen untuk menjaga pertumbuhan dan kepadatan tulang.

Itu sebabnya menopause dini membuat penderitanya rentan mengalami osteoporosis, menurunnya massa tulang dan kualitas jaringan tulang.

Anda juga akan berisiko tinggi mengalami patah tulang, meliputi pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.

Baca juga: 10 Penyebab Menopause Dini pada Wanita

  • Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Menopause dini dapat memperparah kondisi kronis Anda sebelumnya, seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.

Oleh karena itu, komplikasi menopause dini yang serius termasuk meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

Merujuk Kementerian Kesehatan RI, hal ini karena hormon estrogen berfungsi sebagai vasodilator, yaitu mempermudah pelebaran pembuluh darah agar aliran darah lebih lancar dan beban kerja jantung sebagai pompa berkurang.

  • Inkontinensia urin

Berkurangnya hormon estrogen dalam tubuh wanita menyebabkan terjadinya penipisan jaringan vagina.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau