Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Menopause Dini, Penyebab, dan Tanda-tanda

Kompas.com - 21/03/2023, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Menopause bisa terjadi lebih awal pada beberapa wanita. Ini disebut menopause dini.

Menopause membuat wanita tidak lagi bisa menstruasi dan hamil. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia 50-an tahun.

Sementara menopause dini bisa terjadi pada usia 40-an tahun atau lebih muda lagi.

Lebih lanjut, artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang apa itu menopause dini, meliputi penyebab dan tanda-tandanya.

Baca juga: Menopause Dini pada Wanita Terjadi Pada Usia Berapa?

Apa itu menopause dini?

Dikutip dari Cleveland Clinic, menopause dini adalah kondisi di mana wanita mengalami menopause pada usia lebih awal dari yang biasanya diperkirakan.

Menopause adalah titik dalam kehidupan para wanita ketika ovarium berhenti membuat hormon dan menstruasi.

Menopause alami biasanya terjadi sekitar usia 51 tahun. Jika Anda melewati 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi, itu artinya Anda telah mengalami menopause.

Menopause dini mirip dengan menopause prematur.
Anda mengalami menopause dini, jika menopause terjadi sebelum Anda berusia sebelum usia 45 tahun.

Sedangkan, menopause prematur terjadi sebelum usia 40 tahun.

Baca juga: 6 Penyebab Menopause Dini, mulai dari Genetik hingga Paparan Racun

Apa saja penyebab menopause dini?

Mengutip Womens Health, menopause dini dapat terjadi dengan sendirinya tanpa alasan yang jelas. Bisa juga terjadi karena operasi, obat-obatan, atau kondisi kesehatan tertentu.

Penyebab menopause dini dapat meliputi berikut:

  • Riwayat keluarga: wanita dengan riwayat keluarga menopause dini lebih cenderung mengalami kondisi yang sama.
  • Merokok: wanita yang merokok dapat mencapai menopause dua tahun lebih cepat dari yang bukan perokok. Mereka mungkin juga mengalami gejala menopause yang lebih parah. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause dini dan merokok meninggal sekitar 2 tahun lebih awal dari pada wanita yang tidak merokok.
  • Perawatan kemoterapi atau radiasi panggul untuk kanker: perawatan ini dapat merusak ovarium dan menyebabkan menstruasi Anda berhenti selamanya atau hanya untuk sementara. Anda juga mungkin mengalami kesulitan hamil atau tidak bisa hamil lagi. Namun, tidak semua wanita yang menjalani kemoterapi atau radiasi akan mengalami menopause dini. Semakin muda seorang wanita pada saat kemoterapi atau radiasi, semakin kecil kemungkinan dia mengalami menopause dini.
  • Pembedahan untuk mengangkat ovarium: operasi pengangkatan kedua indung telur, yang disebut ooforektomi bilateral, dapat langsung menyebabkan gejala menopause. Menstruasi Anda akan berhenti setelah operasi ini dan kadar hormon Anda akan turun dengan cepat. Anda mungkin mengalami gejala menopause yang kuat, seperti hot flashes dan berkurangnya hasrat seksual.
  • Pembedahan untuk mengangkat rahim: beberapa wanita yang menjalani histerektomi Anda tidak akan mengalami menstruasi lagi dan Anda tidak bisa hamil. Namun, Anda mungkin tidak akan langsung mengalami menopause karena indung telur Anda akan terus memproduksi hormon. Kemudian, Anda mungkin mengalami menopause alami satu atau dua tahun lebih awal dari yang diperkirakan.
  • Kondisi kesehatan tertentu:
    • Penyakit autoimun: seperti penyakit tiroid dan rheumatoid arthritis. Meski jarang, sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melawan penyakit, bisa keliru menyerang indung telur dan mencegahnya membuat hormon.
    • HIV/AIDS: wanita dengan HIV yang infeksinya tidak terkontrol dengan baik dengan obat-obatan dapat mengalami menopause dini. Wanita penderita HIV juga mungkin mengalami semburan panas yang lebih parah dari pada wanita tanpa HIV.
    • Kromosom yang hilang: wanita yang lahir dengan kromosom yang hilang atau masalah dengan kromosom dapat mengalami menopause dini. Misalnya, wanita dengan sindrom Turner dilahirkan tanpa semua atau sebagian dari satu kromosom X, sehingga ovarium mereka tidak terbentuk secara normal saat lahir dan siklus menstruasi pun mungkin sama.
    • Sindrom kelelahan kronis: wanita dengan myalgic encephalomyelitis/sindrom kelelahan kronis (ME/CFS) lebih cenderung mengalami menopause dini.

Baca juga: Apakah Menopause Dini Bisa Sembuh dan Subur Kembali?

Apa saja tanda-tanda menopause dini?

Mengutip Cleveland Clinic, tanda-tanda menopause dini mencakup banyak gejala khas menopause biaa, yang meliputi berikut:

  • Hot flashes (kehangatan tiba-tiba yang menyebar ke seluruh tubuh Anda)
  • Keringat malam
  • Kekeringan vagina dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks
  • Sering ingin buang air kecil
  • Infeksi saluran kemih yang lebih sering
  • Susah tidur (insomnia)
  • Perubahan emosional (lekas marah, perubahan suasana hati, depresi, atau kecemasan)
  • Kulit kering, mata kering atau mulut kering
  • Nyeri tekan (tenderness) pada payudara
  • Jantung beredetak cepat
  • Sakit kepala
  • Sakit dan nyeri di sendi dan otot
  • Perubahan gairah seks (libido)
  • Sulit berkonsentrasi atau menjadi lebih pelupa
  • Kenaikan berat badan atau penurunan berat badan
  • Rambut rontok atau menipis.

Jika Anda mengalami beberapa tanda-tanda menopause dini tersebut, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis pasti dan perawatan yang dibutuhkan.

Perawatan untuk menopause dini dapat bervariasi pada setiap wanita bergantung pada penyebabnya.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Menopause Dini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau