KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat Indonesia mewaspadai penularan virus marburg.
Peringatan ini dikeluarkan menyusul laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi virus marburg di Provinsi Kie Ntem, Guinea Ekuatorial, Afrika, sejak 7 Februari 2023.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek infeksi virus marburg di wilayah tersebut. Dari 8 sampel yang diperiksa, 1 sampel dinyatakan positif marburg.
Lantas, adakah temuan atau penularan virus marburg di Indonesia? Simak penjelasan berikut.
Baca juga: Kenali Apa itu Virus Marburg, Asal Usul, Gejala, dan Penularannya
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril Sp.P, MPH menyatakan, di Indonesia belum ada laporan kasus atau suspek infeksi virus marburg, per Selasa (28/3/2023).
“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” kata Syahril, seperti dilansir dari SehatNegeriku.
Lebih lanjut Syahril menjelaskan, masyarakat tak boleh lengah dan menyepelekan penyakit sejenis demam berdarah ini.
Pasalnya, serangan virus yang masih satu famili dengan ebola ini tingkat kematiannya cukup tinggi sampai 88 persen.
Baca juga: WHO Peringatkan Adanya Virus Marburg yang Berbahaya, Begini Gejalanya
Syahril menjelaskan, virus marburg menular lewat kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, hewan, atau benda yang terkontaminasi.
Virus ini termasuk jenis zoonosis, artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Hewan pembawa atau inang reservoir alami virus marburg adalah kelelawar buah jenis Rousettus aegyptiacus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.