Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Karbohidrat yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 05/04/2023, 11:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tanda-tanda negatif akan muncul, jika tubuh kelebihan karbohidrat.

Karbohidrat adalah makronutrien yang penting bagi kesehatan tubuh. Kegunaan karbohidrat yang utama adalah sebagai sumber energi.

Mengutip Kementerian Kesehatan RI, ketika makan makanan berkarbohidrat, tubuh akan mencerna dan mengubahnya menjadi glukosa.

Baca juga: 5 Manfaat Karbohidrat, untuk Sumber Energi sampai Kesehatan Jantung

Dengan bantuan hormon insulin, glukosa akan diserap oleh sel-sel tubuh. Dari proses inilah tubuh akan memperoleh energi, sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti bernafas, bergerak, berjalan, dan berpikir.

Namun, ada batasan dalam mengkonsumsi karbohidrat.

Kementerian Kesehatan RI menyarankan rata-rata angka kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia sebesar 2.100 kilo kalori/orang/hari pada tingkat konsumsi.

Baca juga: Angka Kebutuhan Karbohidrat Harian yang Berguna untuk Penghasil Energi

Sementara, kebutuhan karbohidrat hariannya sekitar 5-10 persen dari total kalori, yang bisa diperoleh dari 3-8 porsi makanan sumber karbohidrat. Sumber karbohidrat, meliputi beras, singkong, jagung, umbi-umbian, dan tepung.

Secara presisi, dikutip dari Eat This, kebutuhan karbohidrat setiap orang akan berbeda berdasarkan usia, tingkat aktivitas, dan metabolisme masing-masing.

Baca juga: 8 Makanan Berkarbohidrat Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol

Apa saja tanda-tanda tubuh kelebihan karbohidrat?

Disari dari Eat This dan The Healthy, berikut tanda-tanda tubuh kelebihan karbohidrat yang perlu Anda waspadai:

  • Lesu setelah makan: ketika tubuh Anda mencerna karbohidrat sederhana, glukosa dilepaskan ke aliran darah dalam dosis cepat dan besar. Ini memberi Anda ledakan energi, tapi hanya sementara.
  • Ketagihan makan makanan manis: ketika Anda makan gula, otak Anda melepaskan dopamin, hormon yang membuat ketagihan. Jadi semakin banyak gula yang Anda makan, semakin Anda ingin lagi. Tinjauan Frontiers in Psychology 2018 menyamakan kecanduan gula dengan kecanduan narkoba.
  • Sering lapar lagi: tubuh kelebihan karboohirat sederhana sering menunjukkan tanda ini. Ini terjadi karena fluktuasi gula darah yang cepat. Saat gula darah turun, seketika Anda merasa lapar lagi.
  • Sulit menurunkan berat badan: karbohidrat dalam tubuh dipecah menjadi gula. Gula disimpan sebagai lemak dalam sel-sel tubuh oleh insulin. Insulin juga menghambat pemecahan lemak, membuatnya lebih sulit menurunkan berat badan.
  • Kulit berjerawat: diet glisemik tinggi (yaitu tinggi karbohidrat olahan) berpotensi menjadi sumber munculnya jerawat terus-menerus.
  • Kembung dan sembelit: terlalu banyak makan karbohidrat sederhana yang rendah serat, menyebabkan tubuh cenderung menahan air.
  • Kolesterol tinggi: biasanya karena semakin banyak makanan glikemik tinggi, semakin tinggi kadar kolesterol LDL.
  • Kerusakan gigi: karbohidrat (terutama karbohidrat sederhana) memberi makan bakteri penyebab gigi berlubang yang hidup di mulut Anda.
  • Mudah tersinggung atau badmood: fluktuasi gula darah yang luas dapat membuat Anda merasa mudah tersinggung dan murung.

Jika kebiasaan tubuh kelebihan karbohidrat dibiarkan, seiring waktu itu bisa menjadi penyakit, seperti penyakit jantung, obesitas, dan resistensi insulin secara kolektif.

Sehingga Anda perlu waspada dengan tanda-tanda tubuh kelebihan karbohidrat di atas. Jika Anda merasakan hal tersebut, cobalah untuk mengubah kebiasaan makan Anda dan terapkan makan makanan bergizi seimbang.

Baca juga: 8 Makanan Berkarbohidrat Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau