Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Fenomena Ida Dayak dan Pelayanan Kesehatan

Kompas.com - 09/04/2023, 06:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berbagai kerajaan yang berdiri di Nusantara tentunya mengembangkan metoda pengobatan yang cukup maju pada zamannya, mengingat hubungan yang cukup intensif dengan kerajaan-kerajaan lain termasuk di India dan China.

Demikian juga pada era penjajahan selama ratusan tahun, tentunya ilmu kedokteran dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita penduduk.

Pengobatan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh bangsa sendiri juga tentunya memberikan sumbangan yang berarti pada kemajuan peradaban suku-suku bangsa di Nusantara ini.

Maka pengobatan tradisional yang diwariskan nenek moyang, juga pengobatan alternatif seperti yang dilakukan Ida Dayak dan lain-lain dapat menjadi pelengkap terhadap pengobatan medis berbasis ilmu pengetahuan kedokteran.

Namun untuk itu perlu ada perhatian dan pemantauan dari otoritas kesehatan di pusat dan daerah terhadap pengobatan tradisional dan pengobatan alternatif.

Jangan sampai penderitaan seseorang yang sakit bertambah parah karena metoda penanganan yang keliru. Misalnya, seorang penderita kanker akan terlambat ditangani jika diperlakukan sama dengan penderita patah tulang oleh “orang pandai”.

Regulasi terkait dengan pengobatan tradisional dan pengobatan alternatif perlu terus dikaji efektivitasnya, untuk memastikan sampainya pelayanan kesehatan untuk segenap masyarakat melalui berbagai cara.

Bukan mistis

Untuk menjadi bangsa yang sehat, pemahaman terhadap anatomi tubuh manusia perlu disebarluaskan.

Masih banyak orang yang percaya bahwa suatu penyakit disebabkan oleh sesuatu yang mistis, bukan oleh sebab-sebab yang dapat dinalar, dilihat, diuji dan dibuktikan di laboratorium.

Kemajuan teknologi komputer dan ilmu kedokteran yang pesat telah semakin membuka pemahaman tentang apa yang terjadi pada tubuh seseorang yang mengidap suatu penyakit atau mengalami perubahan dalam tubuhnya.

Teknologi ultrasonografi (USG), misalnya, sudah terbukti berguna untuk mendeteksi kondisi janin dalam kandungan ibu hamil. Jenis kelamin janin pun dapat dengan mudah diketahui jauh sebelum dilahirkan.

Berbagai instrumen medis yang penting perlu dimiliki oleh fasilitas kesehatan untuk keperluan mendiagnosa penyakit.

Ketersediaan instrumen medis akan mempercepat penanganan penyakit dan penderitaan pasien. Penyakit bukan lagi mistik, namun konkret dan dapat dianalisis dengan jelas.

Kementerian Kesehatan merencanakan untuk melengkapi setiap puskesmas dengan alat USG. Upaya ini perlu dilanjutkan dengan pengadaan instrumen lain yang lebih canggih, juga pada fasilitas kesehatan tingkat lanjut.

Keterbatasan peralatan diagnosis kedokteran di suatu rumah sakit dapat menyebabkan waktu pengobatan yang lama, yang dapat membuat parah penderitaan banyak pasien.

Pemerintah perlu bertindak cepat dan tepat untuk mengelola pelayanan kesehatan bagi ratusan juta warganya.

Saat ini DPR dan pemerintah sedang memusatkan perhatiannya pada pembahasan Rancangan Undang-Undang Kesehatan.

Adanya regulasi yang lengkap, terpadu dan mutakhir memang perlu, namun jangan sampai hal-hal teknis di depan mata menjadi terabaikan. Konkretnya, melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan dengan peralatan medis yang penting perlu disegerakan.

Dengan demikian, warga akan mendatangi puskesmas dan rumah sakit, yang memastikan bahwa proses pengobatan berlangsung dengan cepat, efektif dan terjangkau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com