Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Utama Kanker Kolorektal? Simak Penjelasan Dokter Berikut

Kompas.com - 13/04/2023, 11:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ada beragam penyebab kanker kolorektal, di mana gaya hidup dan lingkungan sangat berpengaruh.

Kanker kolorektal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kanker yang terjadi di usus besar dan rektum.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof.Dr.dr. Aru W Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM mengatakan bahwa gaya hidup dan lingkungan menjadi faktor penyebab kanker kolorektal terbesar.

Baca juga: Kanker Kolorektal Nomor 2 Penyebab Kematian

"Sembilan puluh lima persen dari faktor risiko itu ada di lingkungan, kebiasaan, serta gaya hidup. Terutama pada kanker kolorektal adalah bahan-bahan (makanan) yang dimasukkan ke dalam usus kita," kata Prof Aru seperti yang dikutip dari Antara pada Rabu (12/4/2023).

Menurut Prof Aru, gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini sudah hampir sama dengan gaya hidup masyarakat negara maju.

Itu terlihat dari semakin berkurangnya rempah-rempah dan serat yang dikonsumsi dalam makanan sehari-hari.

Baca juga: Kanker Kolorektal Ancam Pria Indonesia, Berikut Cara Mencegahnya

Padahal, serat dan rempah-rempah, seperti jahe dan kunyit, dapat mengurangi risiko kanker di usus besar.

Sementara, semakin tinggi masyarakat kita mengkonsumsi makanan tinggi lemak, seperti daging merah.

Ditambah dengan kebiasaan orang-orang yang merokok dan mengkonsumsi alkohol. Itu semua dapat menjadi penyebab kanker kolorektal.

Selain itu, masih ada banyak lagi faktor risiko penyebab kanker kolorektal, meski pengaruhnya tidak signifikan.

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Kolorektal yang Harus Diwaspadai

Macam faktor risiko penyebab kanker kolorektal

Mengutip American Cancer Society, para peneliti telah menemukan sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena kanker kolorektal.

Berikut macam faktor risiko penyebab kanker kolorektal:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas: jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, risiko Anda terkena dan meninggal akibat kanker kolorektal lebih tinggi. Ini terutama pada pria.
  • Tidak aktif secara fisik: orang yang menghabiskan banyak waktu seharian dengan duduk atau berbaring lebih mungkin terkena kanker kolorektal.
  • Kebiasaan makan: kebiasaan makan yang tinggi daging merah (seperti daging sapi, babi, domba, atau hati) dan daging olahan (seperti sosis, bakso, kornet, dan semacamnya) meningkatkan risiko kanker kolorektal.
  • Merokok: orang yang merokok tembakau untuk waktu yang lama lebih mungkin mengembangkan dan meninggal karena kanker kolorektal.
  • Penggunaan alkohol: kanker kolorektal telah dikaitkan dengan penggunaan alkohol sedang hingga berat.
  • Usia: risiko Anda terkena kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dewasa bisa diserang kanker kolorektal, tapi jauh lebih umum setelah usia 50 tahun.
  • Riwayat penyakit radang usus: jika Anda memiliki penyakit radang usus (IBD), termasuk kolitis ulserativa atau penyakit Crohn, risiko Anda terkena kanker kolorektal meningkat.
  • Riwayat keluarga kanker kolorektal atau polip adenomatous: sebanyak 1 dari 3 orang yang mengidap kanker kolorektal memiliki anggota keluarga lain yang juga mengidapnya.
  • Memiliki sindrom bawaan: sindrom bawaan yang paling umum terkait dengan kanker kolorektal adalah sindrom Lynch dan poliposis adenomatous familial (FAP), tetapi sindrom yang lebih jarang lainnya juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
  • Latar belakang ras dan etnis Anda: orang Indian Amerika dan penduduk asli Alaska memiliki tingkat kanker kolorektal tertinggi di AS, diikuti oleh pria dan wanita Afrika Amerika. Orang Yahudi keturunan Eropa Timur (Yahudi Ashkenazi) memiliki salah satu risiko kanker kolorektal tertinggi di antara kelompok etnis mana pun di dunia.
  • Mengidap diabetes tipe 2: diabetes tipe 2 dan kanker kolorektal memiliki beberapa faktor risiko yang sama, seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik.
  • Kerja shift malam: Beberapa penelitian menunjukkan bekerja shift malam secara teratur dapat meningkatkan risiko kanker rektum.
  • Pengobatan sebelumnya untuk kanker tertentu: beberapa penelitian telah menemukan bahwa pria yang selamat dari kanker testis terlihat memiliki tingkat risiko kanker kolorektal dan beberapa jenis kanker lainnya lebih tinggi.

Baca juga: Pengobatan Kanker Kolorektal Miliki Kemajuan Pesat

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan bahwa saat ini kasus kanker kolorektal naik dengan amat pesat, termasuk di kalangan usia muda karena gaya hidup yang tidak sehat.

Sehingga, batas usia skrining turun dari 50 tahun menjadi 45 tahun.

Dengan demikian, penting untuk kita semua menerapkan gaya hidup sehat sejak dini dan skrining kesehatan secara teratur, jika memungkinkan.

Baca juga: 3 Cara Mudah Cegah Kanker Kolorektal di Usia Tua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau