Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Kemenkes: Jenis Vaksin Booster Covid-19 Ditambah Vaksin Indovac

Kompas.com - 29/04/2023, 12:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menambahkan vaksin Indovac untuk pilihan jenis vaksin booster Covid-19.

Vaksin ini utamanya dapat digunakan untuk booster kedua dengan vaksin primer Pfizer.

Penambahan regimen vaksin baru ini diatur lewat Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor IM.02.04/C/2034/2023 tanggal 23 April 2023.

Baca juga: Kenali Varian Baru Covid-19 Arcturus, Asal-usul, dan Gejalanya

Juru Bicara kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril menjelaskan, penambahan vaksin baru bagian dari pengendalian pandemi, terlebih di tengah lonjakan kasus Covid-19 khususnya sub-varian Arcturus.

“Agar pandemi dapat terus terkendali, pemerintah menambahkan jenis vaksin booster untuk meningkatkan proteksi masyarakat dari Covid-19,” jelas Syahril, dilansir dari SehatNegeriku (28/4/2023).

Menurut Syahril, vaksin Indovac untuk booster kedua diberikan dosis penuh atau 0,5 ml. Pemberian vaksin ini untuk booster kedua diberikan dengan jarak enam bulan sejak vaksin booster pertama.

Lebih lanjut ia menjelaskan, vaksin Indovac bisa didapatkan di fasilitas pelayanan kesehatan atau pelayanan vaksinasi Covid-19.

Selain dengan vaksin Indovac, jenis vaksin yang digunakan untuk dosis lanjutan atau booster disesuaikan dengan ketersediaan vaksin di daerah, dengan prioritas vaksin yang memiliki masa kedaluwarsa terdekat.

Baca juga: 8 Gejala Varian Covid-19 Arcturus yang Perlu Diwaspadai

Jenis vaksin booster Covid-19

Mengacu surat edaran yang dirilis pemerintah, regimen atau pedoman pemberian vaksin booster menggunakan dua mekanisme, yakni homolog (memakai jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer) dan heterolog (memakai jenis vaksin yang berbeda dari vaksin primer).

Berikut regimen 7 kombinasi jenis vaksin booster Covid-19 yang digunakan:

  • Kombinasi untuk vaksin primer Sinovac:

    • AstraZeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml?
    • Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml?
    • Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Kombinasi untuk vaksin Primer AstraZeneca:

    • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml?
    • Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml?
    • Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Kombinasi untuk vaksin Pimer Pfizer:

    • Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
    • ?Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml?
    • Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Kombinasi untuk vaksin Primer Moderna:

    • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml?
    • Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Kombinasi untuk vaksin Primer Janssen (J&J):

    • Janssen (J&J) dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
    • ?Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml?
    • Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Kombinasi untuk vaksin Primer Sinopharm:

    • Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml?
    • Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Kombinasi untuk vaksin Primer Covovax:

    • Covovax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.

Syahril mengimbau, masyarakat segera melengkapi status vaksinasi Covid-19 sampai booster kedua. Terlebih di tengah lonjakan sub-varian Arcturus yang tengah merebak di India dan Singapura.

“Ingat, segera booster, lakukan test Covid-19 apabila tidak sehat, dan segera isolasi mandiri jika dinyatakan positif Covid-19. Jangan sampai tertular atau menularkan virus corona kepada orang lain.” kata Syahril.

Baca juga: IDI Jelaskan Manfaat Penting Vaksin Booster Covid-19 Kedua

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com