KOMPAS.com - Peneliti dari University of Virginia (UVA) mengidentifikasi pengobatan potensial untuk mencegah Covid-19 parah pada pasien dengan risiko besar.
Penelitian baru dari Jie Sun, PhD, dan rekannya meneliti cara untuk melindungi pasien dengan obesitas atau diabetes dari peradangan yang tak terkendali dan lonjakan gula darah berbahaya yang dapat disebabkan oleh Covid-19.
Pasien seperti itu berisiko tinggi mengalami Covid-19 parah, sayangnya efektivitas pengobatan yang ada berkurang. Sehingga, pilihan pengobatan baru Covid-19 sangat dibutuhkan.
Baca juga: 10 Gejala Covid-19 Varian Kraken yang Sudah Terdeteksi di Indonesia
“Pekerjaan kami telah mengungkap jalur metabolisme yang secara bersamaan memodulasi peradangan Covid-19, pemulihan paru-paru dan kesehatan metabolisme inang," kata Sun dari Divisi Penyakit Menular dan Kesehatan Internasional UVA dan Pusat Imunologi Carter UVA, dalam rilis dari UVA Health pada Selasa (14/3/2023).
Para peneliti melihat potensi untuk mengobati Covid-19 parah pada pasien dengan komorbit penyakit metabolik. Caranya dengan mengkombinasikan agen terapi dengan agen anti-virus.
“Kami berharap penelitian ini dapat memacu minat yang kuat untuk uji klinis guna mencegah atau mengobati infeksi virus yang parah termasuk Covid-19 pada penderita diabetes dan/atau obesitas,” ujarnya.
Baca juga: IDI Jelaskan Manfaat Penting Vaksin Booster Covid-19 Kedua
Pendekatan Sun adalah mencegah Covid-19 parah dengan menargetkan pembawa bahan bakar ke mitokondria, pembangkit tenaga sel kita.
Sun dan timnya menemukan bahwa mengurangi aktivitas pembawa tersebut melindungi tikus laboratorium yang obesitas dari penyakit parah yang disebabkan oleh influenza dan Covid-19.
Pengurangan pasokan bahan bakar secara bersamaan mengurangi peradangan berbahaya dan meningkatkan kesehatan metabolisme.
Baca juga: 7 Jenis Vaksin Covid-19 Booster Kedua untuk Masyarakat Umum
Itu juga membantu mencegah lonjakan gula darah berbahaya yang terkait dengan Covid-19 dan mendorong pemulihan paru-paru setelah terinfeksi corona dan pneumonia influenza.
“Diabetes meningkatkan keparahan Covid-19, begitu sebaliknya, Covid-19 dapat menyebabkan kenaikan glukosa darah,” kata Sun.
Untuk menilai manfaat pengobatan baru Covid-19 potensial pada manusia, para ilmuwan menguji pendekatan mereka menggunakan sampel jaringan paru-paru manusia.
Mereka senang melihat obat tersebut mengurangi peradangan sel, tanda yang menjanjikan, meskipun diperlukan lebih banyak pengujian.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Booster Kedua untuk 18+ Mulai 24 Januari 2023
Berdasarkan hasil tersebut, para ilmuwan UVA dan Cirius Therapeutics sedang merencanakan uji klinis yang menguji obat tersebut pada pasien manusia dengan Covid-19.
Itu membuat para ilmuwan UVA berharap bahwa penelitian baru mereka dapat membantu mencegah Covid-19 parah pada lebih banyak orang yang berisiko tinggi.
“Pekerjaan kami menunjukkan bahwa kami dapat menggunakan obat thiazolidinedione generasi kedua untuk memutus jaringan infeksi SARS-CoV-2, hiperglikemia, dan hiperinflamasi, semua faktor yang diketahui mendorong patofisiologi Covid-19,” ungkapnya.
Baca juga: WHO: Tahun Keempat Pandemi, Data Covid-19 Menurun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.