KOMPAS.com - Muncul sub-varian baru Covid-19 bernama Arcturus yang perlu kita waspadai dengan bijak.
Varian ini disebut sebagai penyebab peningkatkan kasus Covid-19 di India pada April 2023.
Mengutip The Independent, Kementerian Kesehatan India melaporkan kasus Covid-19 aktif per 12 April ada sebanyak 40.215. Angka ini naik 3.122 hanya dalam satu hari.
Baca juga: Rekam Jejak 10 Varian Covid-19 dari Alpha hingga Omicron
Di Indonesia, pada Kamis (13/4/2023), Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa varian Covid-19 Arcturus sudah masuk ke negara kita.
Pernyataan otoritas kesehatan ini mengacu pada hasil penelusuran genome squencing per akhir Maret 2023.
"Sampai saat ini sudah ada dua kasus (varian Covid-19 Arcturus) yang ditemukan," demikian kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril pada Kamis (13/4/2023), seperti yang dikutip dari Antara.
Baca juga: Mengenal Kraken, Sub-Varian Covid-19 Terbaru yang Paling Menular
Pada 29 Maret 2023 dalam konferensi pers Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis WHO untuk Covid-19 mengatakan bahwa varian Covid-19 Arcturus sudah beredar.
"Ini sudah beredar selama beberapa bulan," kata Kerkhove saat itu, seperti yang dikutip dari The Independent.
Oleh karena itu, mari kita bijak mewaspadai dengan mengenal apa itu Arcturus beserta gejalanya.
Baca juga: Berkontribusi Tangani Covid-19, Aplikasi Good Doctor Raih Penghargaan
Menurut WHO, Arcturus adalah salah satu dari 600 sub-varian Omicron. Arcturus disebut juga sebagai subvarian Omicron XBB.1.16.
Subvarian Omicron XBB.1.16 ini pertama kali diidentifikasi pada Januari 2023 dan mulai dipantau oleh WHO sejak 22 Maret.
Sejauh ini, Arcturus telah terdeteksi di 22 negara, termasuk India, Inggris, AS, dan Indonesia.
Varian baru Covid-19 ini memiliki satu mutasi tambahan pada spike protein, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infeksivitas serta potensi peningkatan patogenisitas.
Baca juga: Potensi Pengobatan Baru Covid-19 untuk Cegah Sakit Parah
Namun, WHO belum melihat ada perubahan yang bisa menyebabkan peningkatan keparahan penyakit pada individu atau populasi.
Para ilmuwan di Universitas Tokyo membandingkan subvarian Kraken dan Arcturus. Hasilnya adalah varian Covid-19 terbaru ini bisa menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien dari pada kerabatnya.