Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Lupus neonatal dapat menyebabkan ruam hingga penyumbatan jantung bawaan yang mematikan.

Mengutip Health Grades, lupus neonatal adalah penyakit autoimun langka yang muncul sejak lahir (kongenital).

Karakteristik ruam kulit pada lupus neonatal mirip lupus eritematosus sistemik (SLE), tetapi ini bukan versi pada bayi.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lupus?

Penyebab lupus neonatal adalah ketika janin menerima autoantibodi tertentu dari ibu melalui plasenta.

Autoantibodi ini menyerang dan merusak sel sehat.

Antibodi paling umum yang berkaitan dengan penyakit autoimun ini, meliputi antibodi anti-Ro/SSA, antibodi anti-La/SSB, atau keduanya.

Autoantibodi berkembang pada ibu hamil mungkin karena ibu hamil tersebut memiliki kelainan autoimun, seperti penyakit Sjögren, rheumatoid arthritis, atau lupus.

Baca juga: Kenali Apa Itu Penyakit Lupus, Penyebab, dan Komplikasinya

Apa saja tanda-tanda lupus neonatal?

Dikutip dari Health Grades, ada banyak ciri-ciri lupus neonatal. Gejalanya yang utama adalah ruam kulit.

Ruam tersebut biasanya muncul di wajah dan kulit kepala anak, tetapi juga bisa muncul di lengan, kaki, dan batang tubuh.

Ruam biasanya berkembang dalam 6 minggu setelah lahir, meskipun dalam beberapa kasus dapat berkembang sampai 2 atau 3 bulan pertama kehidupan si kecil.

Biasanya setelah itu akan menghilang ruamnya. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, ruam ini dapat tetap ada selama masa kanak-kanak.

Ruam bisa diikuti dengan gejala lain.

Baca juga: 4 Jenis Penyakit Lupus dan Ciri-cirinya yang Harus Diwaspadai

Dikutip dari MedicineNet, berikut tanda-tanda lupus neonatal yang paling umum, termasuk:

  • Lesi kulit berwarna merah seperti cincin menyerupai ruam yang terkait dengan lupus eritematosus sistemik
  • Plak eritematosa yang dominan pada kulit kepala, leher, atau wajah, tetapi dapat muncul pada badan atau anggota gerak (ekstremitas).
  • Ruam bersifat sementara dan sering berkembang selama beberapa minggu pertama kehidupan anak (sekitar enam minggu setelah lahir)
  • Pola mata rakun: kondisi munculnya lingkaran hitam besar di sekitar mata
  • Fotosensitifitas: sensitivitas abnormal terhadap sinar matahari
  • Penyumbatan jantung bawaan

Baca juga: Kenali Apa Itu Lupus Eritematosus Sistemik

Adapun ciri-ciri lupus neonatal yang kurang umum, meliputi:

  • Penyakit hati, seperti hepatitis kolestatik (ditandai dengan berkurangnya aliran empedu dari hati), kolestasis (radang hati), hepatitis, serta menguningnya kulit, selaput lendir, dan bagian putih mata (jaundice)
  • Makrosefali: lingkar kepala besar yang tidak normal
  • Trombositopenia: jumlah trombosit darah yang bersirkulasi rendah
  • Neutropenia: kadar sel darah putih rendah
  • Anemia: kurang sel darah merah
  • Splenomegali: limpa besar yang tidak normal
  • Hepatomegali: hati besar yang tidak normal
  • Hidrosefalus: akumulasi cairan serebrospinal yang berlebihan di tengkorak yang dapat menekan jaringan otak.

Umumnya, kondisi tersebut berakhir dalam beberapa bulan pertama kehidupan karena autoantibodi menghilang dari sistem bayi.

Namun lupus neonatal bisa juga memengaruhi kesehatan bayi secara permanen, jika terjadi pada tingkat parah. Misalnya, menyebabkan anak mengalami penyumbatan jantung bawaan atau makrosefali. 

Hubungi dokter anak segera, jika kondisi anak Anda mengarah pada ciri-ciri lupus neonatal di atas.

Dokter anak Anda mungkin sudah memantau kondisi anak Anda sejak lahir, jadi Anda bisa memberi tahu kepadanya perubahan kondisi yang terjadi.

Baca juga: Tips Kesehatan untuk Penderita Penyakit Lupus

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com