Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Anak-anak Makan Mi Instan? Berikut Faktanya...

Kompas.com - 24/05/2023, 07:55 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Apakah boleh anak-anak makan mi instan? Pertanyaan semacam itu mungkin sering menghantui para ibu.

Mi instan memang praktis dan rasanya pun pasti disukai anak-anak. Maka saat ibu repot atau anak-anak malas makan, mi instan bisa menjadi solusi.

Namun, seperti yang kita tahu, mi instan bukanlah makanan yang sehat. Selain melalui pemrosesan tinggi, mi instan mengandung banyak zat pengawet dan aditif.

Apakah aman anak-anak makan mi instan?

Mi instan adalah makanan olahan yang bahan utamanya berupa tepung. Makanan seperti itu tidak mengandung vitamin dan mineral esensial sehingga nilai gizinya sangat kurang. Mi instan juga dikenal mengandung kalori kosong.

Makanan berkalori kosong adalah istilah untuk menyebut makanan dan minuman yang memgandung kalori tinggi namun tidak memiliki kandungan nutrisi.

Padahal, anak-anak sangat membutuhkan nutrisi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang mereka.

Mi instan juga tinggi kandungan lemak tras. Lemak trans dapat masuk ke dalam tubuh si kecil, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.

Baca juga: Mengapa Mie Instan Berbahaya untuk Kesehatan?

Anak-anak yang mengalami obesitas juga berisiko mengalami gangguan kesehatan, seprti asma bronkial, hipertensi, GERD,, dan diabetes.

Mi instan dilapisi dengan lilin selama pembuatan. Lilin ini membantu memberikan tekstur yang halus pada mi, tetapi bisa berbahaya bagi anak,

Anak yang sering mengonsumsi makanan mengandung dapat menyebabkan kerusakan hati.

Dalam pembuatannya, produsen mi instan sering menambahkan zat kimia yang disebut propilen glikol untuk mempertahankan kelembapannya.

Namun bagi konsumen, terutama anak-anak, bahan kimia ini bisa terakumulasi dengan sangat cepat di jantung, hati, dan ginjal dan menyebabkan kerusakan pada organ vital tersebut.

Tentu saja mi instan mengandung MSG yang tinggi untuk menambahkan rasa. Anak-anak yang telalu banyak terpapar MSG rentan mengalami kerusakan otak.

Agar mi instan awet, produsen juga menambahkan natrium yang tinggi. Padahal, asupan antrium yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting tubuh anak Anda seperti jantung, hati, dan ginjal.

Makanan terbaik untuk anak

Nah, daripada Anda memberikan mi instan yang jelas-jelas berbahaya untuk Si Kecil, sebaiknya Anda berikan mereka makanan bernutrisi tinggi. 

Pastikan anak Anda mendapatkan asupan makanan berupa sayuran, buah, biji-bijian
produk susu rendah lemak, dan protein untuk mendukung kebutuhan nutrisinya.

Buah dan sayuran memberi anak Anda energi, vitamin, anti-oksidan, serat dan air. Nutrisi ini membantu melindungi anak Anda dari penyakit di kemudian hari, termasuk penyakit seperti penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.

Untuk asupan biji-bijian, Anda bisa memberikan mereka roti, pasta, mi, sereal, atau oat. Makanan ini memberi anak energi yang mereka butuhkan untuk tumbuh, berkembang dan belajar.

Makanan biji-bijian dengan indeks glikemik rendah, seperti pasta dan roti gandum, akan memberi anak Anda energi yang lebih tahan lama dan membuat mereka merasa kenyang lebih lama.

Susu juga penting untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Selain memberikan susu murni, Anda bisa memberikan si kecil produk olahan susu seperti keju dan yogurt.

Makanan ini merupakan sumber protein dan kalsium yang baik.  Untuk asupan protein, Anda  bisa berikan Si Kecil daging tanpa lemak, ikan, ayam, telur, kacang-kacangan, lentil, buncis, dan tahu.

Makanan ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otot anak Anda.

Baca juga: Waspadai Dampak Buruk Makan Mie Instan Pakai Nasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau