Di antara ribuan bahan kimia tersebut terdapat sekitar 60-an macam zat bersifat karsinogenik, penyebab infeksi saluran napas dan bisa mengganggu pertumbuhan paru.
"Ada risiko terjadinya asma karena pajanan asap rokok yang selalu ada di sekitar kita. Belum lagi polusi udara yang tinggi di sejumlah daerah," ucapnya.
Ia juga menuturkan bahwa kebiasaan merokok berdampak pada pengeluaran belanja bulanan rumah tangga.
Pengeluaran belanja rokok di rumah tangga berada pada peringkat kedua terbesar atau setara 3 kali lipat lebih tinggi dari biaya kebutuhan protein untuk anak.
Baca juga: 8 Macam Kerusakan Organ karena Efek Merokok yang Harus Diwaspadai
Berdasarkan data Global Adult Tobacco Survey (GATS), uang rumah tangga yang dipakai untuk belanja rokok berkisar rata-rata Rp 382.000 per bulan.
Penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia pada 2018, menemukan bukti bahwa balita yang terpapar asap rokok berpotensi mengalami stunting.
Sebab, ia tumbuh 1,5 kilogram lebih rendah dari anak-anak yang tumbuh tanpa paparan asap rokok dari orang tua.
"Kalau untuk paru yang terpajan asap rokok dapat menyebabkan DNA rusak dan meningkatkan risiko kanker, terutama kanker paru," jelasnya.
Baca juga: Kebiasaan Merokok dan Diabetes yang Bahaya untuk Kesehatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.