KOMPAS.com - Rokok tidak hanya mengundang penyakit pada penggunanya, tetapi juga untuk perokok pasif.
Perokok pasif atau secondhand smoke adalah orang yang tidak merokok, tetapi tidak disengaja menghirup asap rokok di sekitarnya.
Mengutip NHS, asap rokok mengandung campuran bahan kimia lebih dari 4.000 iritan, racun, dan zat penyebab kanker (karsinogenik).
Baca juga: Kandungan Rokok yang Membuatnya Berbahaya untuk Kesehatan
Sebagian besar asap rokok tidak terlihat dan tidak berbau, jadi tetap bisa terhirup dan menjadi racun bagi tubuh orang lain.
Membuka jendela dan pintu atau merokok di ruangan lain di dalam rumah tidak melindungi orang lain.
Asap dapat bertahan di udara selama 2 hingga 3 jam setelah Anda selesai merokok, bahkan dengan jendela terbuka.
Selain itu, meskipun Anda membatasi merokok di satu ruangan, asapnya akan menyebar ke seluruh rumah.
Baca juga: 9 Kandungan Rokok Elektrik yang Membuatnya Berbahaya
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A mengatakan bahwa partikel asap rokok konvensional memiliki ukuran sekitar 0,1 sampai 1 mikrometer.
Ukuran partikel asap rokok yang sedemikian kecil dapat terjebak di saluran pernapasan orang yang menghirupnya, baik perokok aktif maupun pasif.
Dalam acara "Dampak Merokok Pasif pada Kesehatan Anak" pada Sabtu (27/5/2023), Dr. Dimas kemudian menjelaskan bagian saluran pernapasan kita yang memungkinkan partikel asap rokok tertinggal:
Baca juga: Waspada Tingginya Tingkat Kecanduan Rokok pada Remaja di Indonesia
Mengutip CDC, berikut macam efek samping paparan rokok pada perokok pasif:
Bagi orang dewasa yang tidak merokok, efek samping paparan asap rokok dapat langsung mengganggu fungsi jantung dan pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.
Orang dewasa yang tidak merokok dan terpapar asap rokok meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 25-30 persen.
Orang dewasa yang tidak merokok dan terpapar asap rokok meningkatkan risiko stroke sebesar 20−30 persen.
Paparan asap rokok mengganggu fungsi normal jantung, darah, dan sistem pembuluh darah dengan cara yang meningkatkan risiko serangan jantung.
Bahkan paparan singkat terhadap asap rokok dapat merusak lapisan pembuluh darah dan menyebabkan trombosit darah menjadi lebih lengket.
Perubahan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung.
Orang yang sudah memiliki penyakit jantung berisiko tinggi menderita efek berbahaya dari menghirup asap rokok dan harus mengambil tindakan pencegahan khusus untuk menghindari paparan singkat sekalipun.
Baca juga: Dokter Sebut Tidak Ada Batas Aman Merokok, Begini Penjelasannya...
Orang dewasa yang tidak merokok dan terpapar asap rokok meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru sebesar 20-30 persen.
Menjadi perokok pasif membuat Anda tetap akan menghirup banyak zat karsinogenik yang sama dari rokok orang lain yang merokok.
Bahkan paparan singkat terhadap asap rokok dapat merusak sel-sel tubuh dengan cara yang memicu proses kanker.
Seperti halnya perokok aktif, semakin lama durasinya dan semakin tinggi tingkat paparan asap rokok, semakin besar risiko Anda terkena kanker paru-paru.
Wanita yang terpapar asap rokok selama kehamilan lebih cenderung memiliki bayi baru lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), sehingga meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.
Baca juga: Kebiasaan Merokok dan Diabetes yang Bahaya untuk Kesehatan
SIDS adalah kematian bayi yang tiba-tiba, tidak dapat dijelaskan, dan tidak terduga pada tahun pertama kehidupan.
Penyakit ini adalah penyebab utama kematian pada bayi yang sehat.
Bayi yang terpapar asap rokok setelah lahir lebih mungkin meninggal akibat sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) dibanding bayi yang tidak terpapar asap dari pembakaran produk tembakau komersial.
Wanita yang merokok selama kehamilan meningkatkan risiko SIDS.
Diperkirakan SIDS terjadi karena bahan kimia rokok memengaruhi otak bayi dengan cara yang mengganggu pengaturan pernapasannya.
Bayi yang meninggal karena SIDS memiliki konsentrasi nikotin yang lebih tinggi di paru-parunya dan tingkat cotinine (penanda biologis untuk paparan asap rokok) yang lebih tinggi dari pada bayi yang meninggal karena penyebab lain.
Baca juga: Apakah Rokok Elektrik Lebih Aman Dibanding Rokok Konvensional?
Efek samping paparan asap rokok pada anak-anak membuat mereka lebih berisiko terkena infeksi pernapasan akut, seperti:
Mengi, batuk, dan sesak napas juga akan lebih sering terjadi pada anak-anak yang terpapar asap rokok.
Anak-anak yang orang tuanya merokok di sekitar mereka lebih sering terkena infeksi telinga.
Asap rokok dapat memicu serangan asma pada anak. Anak-anak penderita asma yang berada di sekitar perokok pasif mengalami serangan asma yang lebih parah dan lebih sering.
Serangan asma yang parah dapat membahayakan nyawa seorang anak.
Tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman. Orang yang tidak merokok yang terpapar asap rokok, bahkan untuk waktu yang singkat, dapat menderita efek kesehatan yang berbahaya.
Cara terbaik untuk mencegah paparan asap rokok adalah menjauh dari area di mana orang merokok, seperti restoran dan bar yang masih mengizinkan merokok.
Buka jendela dan filter udara tidak menghilangkan semua asap rokok. Namun, cara ini mungkin sedikit membantu untuk menurunkan beberapa racun dari pembakaran tembakau.
Baca juga: Efek Samping Paparan Rokok Elektrik pada Perokok Pasif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.