Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2023, 22:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Bagian dalam vagina dan bagian luar yang disebut vulva kerap mengalami pembengkakan dan umumnya terjadi karena iritasi atau hubungan seksual.

Namun, cara mengatasi vagina bengkak akan tergantung dari penyebabnya, mulai dari menggunakan obat anti nyeri hingga melakukan prosedur operasi.

Untuk lebih memahaminya, ketahui penyebab vagina bengkak dan cara mengatasinya berikut ini.

Baca juga: 3 Penyebab Kista Vagina dan Cara Mengatasinya

Penyebab vagina bengkak dan cara mengatasinya

Disarikan dari Medical News Today dan Healthline, berikut adalah beberapa penyebab vagina bengkak dan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

  • Mengalami reaksi alergi

Pembengkakan pada vulva bisa disebabkan oleh reaksi alergi karena penggunaan produk tertentu, seperti sabun, tampon, losion tubuh, hingga kondom yang berbahan lateks.

Pembengkakan umumnya terjadi ketika Anda menggunakan jenis produk yang baru, namun penggunaan produk yang lama juga bisa menyebabkan reaksi alergi.

Jika vulva tiba-tiba mengalami pembengkakan, khususnya ketika menggunakan produk yang baru, Anda bisa menghentikan penggunaannya dan segera mencari bantuan medis.

  • Mengalami iritasi

Penggunaan produk tertentu yang mengandung bahan kimia umumnya akan memicu terjadinya iritasi, seperti detergen, parfum, hingga sabun.

Beberapa bahan pada pakaian juga bisa menyebabkan iritasi, seperti poliester dan kain yang memiliki renda.

Menghentikan penggunaan produk yang menyebabkan iritasi umumnya bisa mengatasi vagina bengkak.

Baca juga: 8 Penyebab Vagina Kering dan Cara Mengatasinya

  • Melakukan hubungan seksual dengan kasar

Hubungan seksual yang dilakukan ketika vagina masih terasa kering bisa menyebabkan gesekan yang memicu rasa tidak nyaman, nyeri, dan pembengkakan setelahnya.

Hubungan seksual yang dilakukan dengan kasar juga bisa menyebabkan luka pada jaringan vagina sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Kondisi ini bisa dicegah dengan melakukan pemanasan sebelum melakukan hubungan seksual atau foreplay.

Menggunakan obat anti nyeri atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) juga bisa mengatasi rasa nyeri yang disebabkan oleh pembengkakan pada vagina.

Baca juga: 5 Penyebab Vagina Bau dan Cara Mengatasinya

  • Mengidap kista duktus Gartner

Duktus terbentuk ketika bayi masih di dalam kandungan dan akan hilang dengan sendirinya ketika bayi dilahirkan.

Namun, bagian dari duktus ini, yang disebut dengan duktus Gartner bisa tertinggal dan menempel di dinding vagina sehingga menyebabkan terbentuknya kista.

Kista duktus Gartner umumnya tidak berbahaya, namun bisa menjadi iritasi atau menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di dalam vagina sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman.

Kondisi ini perlu diatasi dengan melakukan prosedur operasi sehingga gejala yang muncul bisa hilang.

  • Mengidap kista Bartholin

Kelenjar Bartholin terletak di kedua sisi bukaan vagina dan berguna untuk melembapkan serta melumasi vagina.

Kista bisa muncul pada kelenjar Bartholin dan menjadi terinfeksi. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di kulit sekitar vagina.

Cairan di dalam kista yang berukuran kecil umumnya bisa hilang sendiri, namun ukuran kista yang besar perlu diatasi dengan prosedur medis.

  • Mengalami selulitis

Selulitis adalah infeksi bakteri di bagian dalam kulit yang bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan rasa perih.

Kondisi ini bisa dialami ketika bakteri masuk ke dalam luka pada kulit di sekitar vagina, seperti karena mencukur rambut vagina.

Selulitis bisa diatasi dengan membersihkan area yang terluka secara teratur dan mengonsumsi antibiotik yang diberikan oleh dokter.

  • Mengalami vaginosis bakterialis

Penumpukan bakteri jahat di dalam vagina bisa menyebabkan vaginosis bakterialis yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan keputihan yang berbau tajam.

Kondisi ini umumnya bisa membaik dengan sendirinya. Namun, dokter juga akan memberikan antibiotik untuk mempercepat penyembuhannya.

Penyebab vagina bengkak umumnya bukan merupakan kondisi medis yang perlu dikhawatirkan.

Namun, Anda diimbau untuk tidak melakukan diagnosis pribadi dan segera mencari bantuan medis jika pembengkakan disertai dengan gejala lain, seperti infeksi dan rasa nyeri, agar bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Baca juga: 14 Penyebab Radang Vagina dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau