KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar tentang operasi bariatrik?
Ya, operasi bariatrik adalah operasi pemotongan lambung yang dilakukan untuk mengurangi berat badan.
Operasi ini jamak dilakukan orang dengan obesitas atau mempunyai berat badan berlebih.
Baca juga: Atasi Obesitas dan Fatty Liver Tanpa Bedah dengan Endoskopi Bariatrik
Sebenarnya, operasi ini tidak berbahaya asalkan dilakukan dibawah pengawasan dokter dan melalui prosedur yang benar.
Namun sama seperti prosedur operasi lainnya, operasi bariatrik juga memilikiu efek samping.
Berikut beberapa efek samping operasi bariatrik:
Untuk mencegah penggumpalan darah, pasien harus melakukan perawatan khusus setelah operasi, seperti menggunakan stoking khusus kaki atau mengonsumsi obat pengencer darah.
Meski telah melakukan langkah tersebut, risiko penggumpalan darah tetap ada.
Penggumpalan darah biasanya terjadi di kaki bagian bawah (trombosis vena dalam) atau paru-paru (emboli paru).
Saat mengalami pembekuan darah, pasien akan merasakan gejala berikut:
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Operasi Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan
Terkadang luka bekas operasi bisa terinfeksi saat sedang sembuh.
Tanda-tanda infeksi luka dapat meliputi:
Operasi bariatrik juga bisa meningkatkan risiko terlepasnya pita lambing dari posisinya. Hal ini bisa memicu maag dan mual.
Jika gejala tersebut tak kunjung hilang setelah operasi, Anda harus segera memerisakan diri ke dokter.
Saat pita lambung telah berpindah dari posisinya, maka Anda perlu operasi lebih lanjut.
Baca juga: 8 Obat Penyebab Berat Badan Bertambah yang Perlu Diketahui