Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2023, 21:21 WIB


KOMPAS.com - Obesitas yang tidak diatasi dapat membuat penderitanya beresiko mengalami komplikasi yang berbahaya, mulai dari kelainan jantung hingga gangguan metabolik lain.

Saat ini telah dikembangkan tindakan medis untuk penderita obesitas atau pun pasien fatty liver (perlemakan hati), yaitu endoskopi bariatrik. Tindakan ini dilakukan untuk mengecilkan ukuran lambung.

Dijelaskan oleh dr. Cosmas Rinaldi A.Lesmana, Ph.D, Sp.PD-KGEH, endoskopi bariatrik berbeda dengan bedah bariatrik yang selama ini sudah dikenal masyarakat.

Dr. Cosmas Rinaldi A. Lesmana, Ph.D., Sp.PD, KGEHDok pribadi Dr. Cosmas Rinaldi A. Lesmana, Ph.D., Sp.PD, KGEH
"Berbeda dengan bedah bariatrik yang prosedurnya dilakukan dengan proses pembedahan dan memotong sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitasnya," kata dokter dari RS Siloam Semanggi ini.

Sedangkan endoskopi bariatrik tidak memerlukan pembedahan namun menggunakan alat khusus yang disebut endoskop, yaitu selang yang dilengkapi senter dan kamera di bagian ujungnya.

Baca juga: Operasi Potong Lambung, Cara Melly Goeslaw Turunkan 23 Kg Berat Badan

Dalam tindakan ini, selang dimasukkan melalui mulut hingga ke organ lambung. Kamera di ujung selang akan menangkap gambar yang ditampilkan di layar monitor sehingga dokter dapat mengampati organ dalam secara lebih detail.

"Setelah dipastikan kondisi lambung sehat, dokter akan melakukan penciutan lambung dengan cara endoskopi. Tindakan ini lebih bersahabat dan minim risiko karena tanpa pembedahan atau operasi," papar dokter Rinaldi.

Dalam endoskopi bariatrik, dikenal dua metode yaitu Endoscopic Sleeve Gastroplasty (ESG), sebuah prosedur yang merupakan endoskopi minimal invasif dengan tujuan mengecilkan ukuran lambung sehingga volumenya pun dapat berkurang.

Metode lainnya adalah Intragastric Balloon, yang dilakukan dengan cara menempatkan balon yang akan diisi dengan cairan saline di dalam organ lambung.

Balon ini bertujuan untuk mengisi rongga lambung sehingga volume rongga kosong pada lambung akan berkurang. Keberadaan balon pada lambung dapat membuat pasien tidak dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan merasa cepat kenyang setelah makan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+