KOMPAS.com - Obesitas yang tidak diatasi dapat membuat penderitanya beresiko mengalami komplikasi yang berbahaya, mulai dari kelainan jantung hingga gangguan metabolik lain.
Saat ini telah dikembangkan tindakan medis untuk penderita obesitas atau pun pasien fatty liver (perlemakan hati), yaitu endoskopi bariatrik. Tindakan ini dilakukan untuk mengecilkan ukuran lambung.
Dijelaskan oleh dr. Cosmas Rinaldi A.Lesmana, Ph.D, Sp.PD-KGEH, endoskopi bariatrik berbeda dengan bedah bariatrik yang selama ini sudah dikenal masyarakat.
Sedangkan endoskopi bariatrik tidak memerlukan pembedahan namun menggunakan alat khusus yang disebut endoskop, yaitu selang yang dilengkapi senter dan kamera di bagian ujungnya.
Baca juga: Operasi Potong Lambung, Cara Melly Goeslaw Turunkan 23 Kg Berat Badan
Dalam tindakan ini, selang dimasukkan melalui mulut hingga ke organ lambung. Kamera di ujung selang akan menangkap gambar yang ditampilkan di layar monitor sehingga dokter dapat mengampati organ dalam secara lebih detail.
"Setelah dipastikan kondisi lambung sehat, dokter akan melakukan penciutan lambung dengan cara endoskopi. Tindakan ini lebih bersahabat dan minim risiko karena tanpa pembedahan atau operasi," papar dokter Rinaldi.
Dalam endoskopi bariatrik, dikenal dua metode yaitu Endoscopic Sleeve Gastroplasty (ESG), sebuah prosedur yang merupakan endoskopi minimal invasif dengan tujuan mengecilkan ukuran lambung sehingga volumenya pun dapat berkurang.
Metode lainnya adalah Intragastric Balloon, yang dilakukan dengan cara menempatkan balon yang akan diisi dengan cairan saline di dalam organ lambung.
Balon ini bertujuan untuk mengisi rongga lambung sehingga volume rongga kosong pada lambung akan berkurang. Keberadaan balon pada lambung dapat membuat pasien tidak dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan merasa cepat kenyang setelah makan.
Endoskopi bariatrik dapat membantu pasien obesitas atau pun fatty liver (penumpukan lemak di organ liver).
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Operasi Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan
"Tindakan ini sangat membantu dalam menangani fatty liver yang 80 persennya diakibatkan oleh obesitas," kata dokter Rinaldi yang telah mengantongi sertifikat endoskopi bariatrik dari Asian Institut of Gastroenterology ini.
Penumpukan lemak di liver sendiri dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan Gerd, serangan jantung, serta diabetes melitus.
Setelah tindakan endoskopi bariatrik, pasien dapat mengatur kembali pola makan serta efisiensi kapasitas lambung, sehingga terjadi penurunan berat badan yang signifikan.
Kelebihan utama dari tindakan ini memang tidak memerlukan tindakan bedah atau operasi. Namun, untuk pasien obesitas ekstrem biasanya dokter akan melakukan bedah bariatrik.