KOMPAS.com - Anak harus memiliki batas waktu menggunakan gadgetnya, seperti untuk bermain roleplay yang merupakan game populer.
Roleplay adalah genre permainan yang membuat penggunanya dapat memainkan berbagai karakter fantasi atau fiksi ilmiah.
Dr. Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan bahwa permainan roleplay memiliki efek adiktif pada pemainnya.
Baca juga: Banyak Disorot Dampak Negatifnya pada Anak, Apa Itu Roleplay?
Itu termasuk dalam jenis adiksi perilaku (behavior addiction), sehingga anak betah memainkannya berjam-jam dalam sehari.
"Adiksi atau ketergantungan sekarang bukan hanya pada zat, seperti alkohol, rokok, ataupun narkoba, tetapi dikenal juga behavior addiction atau adiksi perilaku," kata Dr. Lahargo kepada Kompas.com saat dihubungi pada Kamis (22/6/2023).
Acapkali anak bisa bermain roleplay lebih dari 3 jam, bahkan bisa sepanjang hari.
Jika sudah ketergantungan bermain roleplay, anak bisa main hingga melupakan fungsi dasar kehidupannya, seperti makan, mandi, istirahat, sekolah, belajar (ilmu agama, pengetahuan umum, dan sebagainya), serta sosialisasi di dunia dengan orangtua, teman, dan lingkungannya.
Sebelum ketergantungan, orangtua harus menerapkan batas waktu bermain roleplay.
Baca juga: Dampak Bermain Roleplay di Usia Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua
Dr. Lahargo mengatakan bahwa batas waktu khusus bermain roleplay tidak ada, tetapi orangtua bisa menggunakan batasan dalam penggunaan gadget.
"Tidak ada yang khusus berapa lama batas waktu bermain roleplay. Tapi, asosiasi psikiatri, psikolog mengatakan ada yang namanya screen time. Screen time adalah batasan waktu melihat layar," ujarnya.
Merujuk Kementerian Kesehatan RI, screen time adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan waktu yang bisa dihabiskan untuk menonton televisi, menggunakan komputer, bermain video game, dan gawai.
Baca juga: Bermain Roleplay Online dan Rumah-rumahan, Apa Bedanya?
Anak di bawah umur 2 tahun, Dr. Lahargo menyarankan sebaiknya tidak mendapatkan akses menggunakan gadget.
"(Saat usia ini) lebih bagus distimulasi dengan kegiatan-kegiatan yang nyata," katanya.
Mulai anak prasekolah, screen time cukup 1 jam dan penggunannya gadget oleh anak harus didampingi oleh orangtua secara penuh.
Masuk usia sekolah sampai remaja, maksimal screen time cukup 2-3 jam untuk hal-hal yang sifatnya hiburan, seperti bermain dan menonton.
"Kalau misalnya melewati batasan screen time yang dianjurkan, maka risiko untuk ketergantungan, kecanduan, atau adiksi menjadi besar," terangnya.
Baca juga: Dianggap Bahaya, Bagaimana Roleplay Pengaruhi Identitas Diri Anak?
Dr. Lahargo menuturkan bahwa ada tanda-tanda anak ketergantungan bermain roleplay, sehingga orangtua bisa mewaspadainya.
"Kalau anak sudah melalukan permainan roleplay ataupun main sosial media dan internet berlebihan, tanda-tanda yang muncul adalah perubahan pada perilaku, sikap, dan emosi," ucapnya.
Misalnya, fungsi dasar kehidupannya menjadi terganggu membuat dia lebih banyak menyendiri di kamar atau di rumah saja.
Kemudian, emosional anak menjadi lebih sensitif atau istilahnya "baper".
Baca juga: Role Confusion Anak yang Bermain Roleplay Harus Diwaspadai Orangtua
"Anak mudah marah pada hal-hal tertentu yang bisa menyebabkan dia menjadi emosi yang berlebihan," ucapnya.
Lalu, jika ia dilarang atau diminta berhenti bermain roleplay, si anak akan mengamuk. Bahkan, ia bisa melakukan agresifitas pada orang sekitar atau pada benda-benda yang ada di rumah.
"Kita bisa lihat juga dari performa kesehariannya. Dia bisa mulai tidak mau datang ke sekolah, nilai-nilai pelajaran, hasil raport sudah mulai menurun," lanjutnya.
Itu semua menunjukkan bahwa anak sudah ketergantungan bermain roleplay dan Dr. Lahargo menyarankan bahwa pada saat itu orangtua harus segera melakukan tindakan agar dampaknya tidak semakin parah.
Baca juga: Anak Kecanduan Bermain Roleplay, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.