Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Permainan Roleplay, Dampak Plus dan Minusnya pada Anak

Kompas.com - 27/06/2023, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Permainan roleplay memiliki dampak plus dan minus terhadap perkembangan anak.

Permainan roleplay sudah lama populer di berbagai platform sosial media, seperti Tiktok, Twitter, Facebook, dan Telegram.

Namun, belum lama ini permainan roleplay di sosial media menarik lebih banyak perhatian lagi.

Baca juga: Banyak Disorot Dampak Negatifnya pada Anak, Apa Itu Roleplay?

Itu usai video viral seorang ayah yang memarahi putrinya yang berumur 11 tahun, karena kedapatan asyik bermain permainan roleplay di Tiktok sebagai orang dewasa.

Bahkan, putri kecilnya dalam permainan itu diceritakan sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Yang mengkhawatirkan lagi, anak di bawah umur ini bermain peran dewasa bersama orang tidak dikenal, yang baru ditemui di sosial media Tiktok.

Menurut Cambridge Dictionary, asal kata "roleplay" adalah bermain peran. Ini adalah suatu tindakan untuk berpura-pura menjadi karakter tertentu dengan berperilaku dan bereaksi sesuai karakter yang dimainkan.

Dalam dunia gamifikasi, role playing games (RPG) atau roleplay adalah wadah untuk anak bisa memilih memainkan suatu karakter berlatar belakang fantasi.

Saat dimainkan dengan batasan yang benar, permainan roleplay memiliki manfaat untuk perkembangan diri anak.

Jika disalahgunakan, permainan ini bisa berisiko merusak perkembangan diri anak.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pengertian permainan roleplay dari sisi plus dan minusnya.

Baca juga: Bermain Roleplay Online dan Rumah-rumahan, Apa Bedanya?

Apa saja manfaat permainan roleplay pada anak?

Menurut ilmu psikologi, roleplay sebenarnya bermanfaat sebagai media belajar anak membangun karakter.

Mengutip The Little Dreamer Nursery, bermain peran secara konvensional adalah cara yang baik bagi anak-anak untuk mengenal karakter, memerankannya seperti di kehidupan nyata, dan bersenang-senang.

Itu dilakukan dengan berhadapan langsung dengan teman sebaya untuk masing-masing memerankan karakter tertentu, sebagai sebuah pertunjukan imajiner.

Permainan bermain peran itu bermanfaat untuk anak membangun harga diri, kreativitas, keterampilan komunikasi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah.

RPG dapat juga memberikan manfaat kepada perkembangan anak.

Baca juga: Dampak Bermain Roleplay di Usia Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua

Disari dari North Texas Counseling Associates dan The Little Dreamer Nursery, berikut ulasan tentang manfaat permainan roleplay yang perlu diketahui orangtua:

  • Membangkitkan semangat kreatifitas

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemikiran kreatif dan fleksibel dari anak-anak sangat terasah saat bermain peran.

Itu karena imajinasi anak diaktifkan. Imajinasi dibutuhkan untuk anak dapat membayangkan isi buku saat membaca dan memahami sudut pandang orang lain di kemudian hari.

RPG adalah permainan kreatif interaktif. Jadi, di sini semangat kreativitas anak terasah.

  • Perkembangan sosial dan emosional

Perkembangan sosial dan emosional merupakan bagian dari manfaat roleplay.

Dalam permainan roleplay, anak didorong membayangkan diri mereka dalam situasi di mana mereka dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain.

Anak juga dapat belajar bagaimana berempati pada orang lain dengan menempatkan diri pada karakter yang dipilihnya.

Bermain peran membantu anak-anak belajar mengelola emosi mereka dan menyelesaikan masalah dengan lebih mudah.

Baca juga: Dianggap Bahaya, Bagaimana Roleplay Pengaruhi Identitas Diri Anak?

  • Meningkatkan kelancaran berbahasa dan berkomunikasi

Permainan roleplay memiliki dampak besar pada peningkatan kemampuan komunikasi anak.

Kosakata seorang anak berkembang saat ia bereksperimen dengan berbagai cara untuk mengekspresikan diri kepada teman bermainnya.

Kemampuannya untuk mendengarkan dan memahami orang lain bisa meningkat saat ia mempraktikkan kosa kata baru.

  • Membantu memecahkan masalah

Bermain peran secara otomatis menghasilkan situasi yang belum pernah dihadapi anak-anak sebelumnya.

Itu kemudian mendorong anak mengembangkan diri untuk mencari solusi baru.

Saat bermain peran dalam kelompok, ia mulai memperoleh keterampilan memecahkan masalah.

RPG dirancang agar setiap anggota kelompok permainan mendapatkan tugas dan dari sana kelompok harus memikirkan cara terbaik untuk maju.

Jenis permainan terbuka ini memberi anak kesempatan untuk menjadi inovatif dalam memecahkan masalah, sambil bekerja sama dengan orang lain.

Baca juga: Role Confusion Anak yang Bermain Roleplay Harus Diwaspadai Orangtua

Apa saja dampak buruk permainan roleplay?

Dikutip dari TechTarget, RP memungkinkan Anda berperan sebagai suatu karakter berlatar belakang fantasi atau fiksi ilmiah dalam beragam genre RPG yang bisa dipilih.

Genre RPG populer, seperti Dragon Quest, Dragon Age, Final Fantasy, Ultima Online, Ragnarok Online, dan masih banyak lagi.

Jenis RPG itu dirancang untuk para pemainnya (roleplayer) memainkan karakter tertentu dengan menjalankan misi melawan musuh.

Dengan genre RPG ini anak dapat mengembangakan kemampuan untuk berpikir strategis dengan bekerja sama.

Baca juga: Batasan Waktu Anak Bermain Roleplay, Orangtua Perlu Tahu

Namun ketika permainan roleplay dimainkan di platform sosial media, itu memberikan dampak yang berbeda kepada anak, karena cara bermain yang berbeda.

Roleplay di sosial media mengarahkan pemainnya membuat profil karakter fiksi, bisa artis idola atau tokoh publik lain yang dilengkapi atribut penampilan khasnya. Contohnya, aktor/aktris Hollywood, idol Kpop, dan karakter anime.

Di platform ini, pemain juga dapat menyamarkan gender dan usianya di dunia nyata. Kemudian, mereka yang tidak saling kenal ini bisa berinterkasi dalam satu permainan roleplay yang sama.

Dari situ, profesional kesehatan mental melihat ada risiko negatif dari permainan roleplay di sosial media terhadap perkembangan psikologis anak.

Baca juga: Tanda-tanda Kecanduan Bermain Roleplay pada Anak

Berikut macam dampak buruk permainan roleplay pada anak:

  • Mengaburkan identitas diri

Dr. Zulvia Oktanida Syarif SpKJ mengatakan bahwa permainan roleplay bisa menyebabkan gangguan dalam proses pembentukan identitas diri anak.

Dr. Zulvia menyoroti permainan ini yang bisa menyamarkan usia dan gender para pemainnya untuk bersama-sama memainkan beragam konten, termasuk yang vulgar atau porno.

"Anak bisa bermain peran sebagai orang dewasa yang tidak sesuai dengan umurnya. Ketika dia chatting, bisa melibatkan bahasa-bahasa orang dewasa yang vulgar terkait seksual," kata Dr. Zulvia kepada Kompas.com pada Rabu (21/6/2023).

Anak yang terpapar konten dewasa, akan mengalami gangguan di bagian otak yang bertugas untuk menjalankan fungsi kognitif, memori, konsentrasi, penilaian situasi, dan pengambilan keputusan.

"Jadi, seorang anak bisa menjadi lebih impulsif, tidak bisa menilai yang baik dan buruk, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak. Itu efek jangka panjangnya," terangnya.

Baca juga: Efek Putus Zat pada Anak Kecanduan Bermain Permainan Roleplay

  • Media grooming

Dr. Vivi mengungkapkan bahwa roleplay di sosial media mudah menjadi tempat orang dewasa melakukan grooming.

Grooming adalah manipulasi seksual yang dilakukan orang dewasa pada anak di bawah umur.

"Jadi, dia (oknum) bisa mengekspos anak-anak dengan pornografi atau konten seksual. Bahkan, mungkin juga dia menjebak anak dengan mengirim foto-foto tertentu untuk blackmail," bebernya.

Blackmail adalah istilah untuk upaya eksploitasi aib atau kelemahan orang lain agar dirinya mendapatkan keuntungan tertentu.

  • Kecanduan gadget

Dr. Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan bahwa permainan roleplay memiliki efek adiktif pada pemainnya.

"Adiksi atau ketergantungan sekarang bukan hanya pada zat, seperti alkohol, rokok, ataupun narkoba, tetapi dikenal juga behavior addiction atau adiksi perilaku," kata Dr. Lahargo kepada Kompas.com saat dihubungi pada Kamis (22/6/2023).

Acapkali anak bisa bermain permainan roleplay lebih dari 3 jam, bahkan bisa sepanjang hari.

Jika sudah ketergantungan bermain roleplay, anak bisa terus menggunakan gadget hingga melupakan fungsi dasar kehidupannya, seperti makan, mandi, istirahat, sekolah, belajar (ilmu agama, pengetahuan umum, dan sebagainya), serta sosialisasi di dunia dengan orangtua, teman, dan lingkungannya.

Sebelum dampak buruk bermain permainan roleplay terjadi pada anak, orangtua harus memperhatikan apa yang dimainkan anak di permainan roleplay dan terapkan batas waktu bermain.

Pendampingan orangtua untuk anak saat bermain permainan roleplay dapat mengurangi dampak buruk dan memaksimalkan manfaatnya.

Baca juga: Anak Kecanduan Bermain Roleplay, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com