Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Arya Tjipta, Sp. B.P.R.E., Subsp.K.M(K)
Dokter

Dokter Spesialis Bedah Plastik

Dampak Menghentikan Konsumsi Garam

Kompas.com - 02/07/2023, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI penghuni planet bumi, mungkin kita semua terbiasa dengan zat putih berkilauan yang kita sebut garam. Dapat ditemukan di setiap dapur dan meja makan di seluruh dunia, garam adalah bumbu yang tak terpisahkan dari hidup kita.

Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika Anda berhenti mengonsumsi garam? Bagaimana dampaknya pada kesehatan kita? Mari kita selami lebih dalam.

Sebelum kita melanjutkan, perlu dipahami bahwa garam bukanlah musuh. Garam adalah mineral penting yang diperlukan oleh tubuh kita untuk berfungsi dengan baik.

Ini adalah sumber utama sodium dan klorida dalam makanan kita, yang berperan menjaga keseimbangan cairan tubuh, membantu fungsi otot dan saraf, serta mempertahankan tekanan darah dan volume darah.

Namun, masalah muncul ketika kita mengonsumsi garam dalam jumlah yang berlebihan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asupan garam yang dianjurkan per hari adalah sekitar 5 gram.

Namun rata-rata, banyak orang yang mengonsumsi garam jauh melebihi jumlah ini. Kelebihan sodium dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Lalu, apa yang terjadi jika kita berhenti mengonsumsi garam? Apakah itu berbahaya?

Menghentikan konsumsi garam sepenuhnya dapat memiliki efek yang merugikan pada kesehatan kita. Tubuh kita membutuhkan sodium untuk menjalankan berbagai fungsi biologis penting. Jadi, berhenti mengonsumsi garam sama sekali bisa berbahaya.

Gejala pertama dari kekurangan garam biasanya termasuk kelelahan, sakit kepala, dan kebingungan.

Jika berlanjut, bisa menyebabkan kondisi yang disebut hiponatremia, di mana kadar sodium dalam darah turun di bawah normal. Ini bisa menyebabkan kram otot, kejang, koma, bahkan kematian.

Di sisi lain, mengurangi asupan garam secara signifikan juga bisa bermanfaat, terutama bagi mereka yang menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengurangi asupan garam dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Jadi, bagaimana cara kita menggunakan garam dengan baik?

Pertama, penting untuk mengetahui berapa banyak garam yang sebenarnya kita konsumsi. Banyak makanan olahan dan makanan cepat saji mengandung tingkat garam yang tinggi, seringkali tanpa kita sadari.

Oleh karena itu, mulai dengan membaca label makanan dan mencari tahu berapa banyak sodium yang ada dalam makanan Anda.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hari Ini! Hasto Kristiyanto Jalani Sidang Perdana Perkara Harun Masiku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau