Namun, paparan makanan terhadap metanol dan formaldehida yang dihasilkan aspartam tidak menimbulkan masalah keamanan, menurut European Food Safety Authority (EFSA) dan Food and Drug Administration Trusted Source.
Mengutip Food Insight, aspartam diklaim aman karena ini adalah salah satu bahan yang dipelajari paling mendalam terkait persediaan makanan manusia, dengan lebih dari 200 penelitian mendukung keamanannya.
BPOM juga sudah menyatakan aspartam adalah pemanis aman, kecuali untuk penderita fenilketonuria, yaitu orang dengan kondisi tubuh tidak dapat mencerna asam amino fenilalanin.
Baca juga: Mengenal Gula Stevia, Pemanis Alami dengan Berbagai Manfaat Kesehatan
Dikutip dari Food Insight, kegunaan aspartam sebagai bahan dalam minuman dan makanan yang diizinkan meliputi untuk campuran berikut:
Produk yang mengandung aspartam harus diberi label pada kolom komposisi produk. Namun, beberapa produsen makanan dan minuman tidak mencantumkannya.
Merujuk BPOM, batas maksimum konsumsi aspartam yaitu 50 mg/kg berat badan per harinya.
Misalnya, Anda memiliki berat badan 50 kg, maka maksimal konsumsi aspartam per harinya 2.500 mg.
Baca juga: 16 Buah Pilihan dengan Kadar Gula Alami Tertinggi
Mengutip Healthline, penggunaan aspartam belum secara meyakinkan terkait dengan efek samping yang serius atau masalah kesehatan pada populasi umum.
Bagi orang-orang tertentu, produk yang mengandung pemanis buatan ini sebaiknya dihindari karena berpotensi menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Orang yang memiliki kondisi ini tidak boleh mengkonsumsi produk apa pun yang mengandung aspartam karena tubuhnya tidak bisa memproses fenilalanin dengan baik.
Ini adalah penyakit genetik langka yang didiagnosis saat lahir.
Penumpukan fenilalanin dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai efek samping negetif, seperti kerusakan otak.
Fenilalanin adalalh asam amino esensial yang ditemukan dalam sumber protein, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu.
Baca juga: Berapa Batas Aman Asupan Gula untuk Anak?
Orang yang minum obat untuk skizofrenia juga harus menghindari aspartam.
Diskinesia tardif (Tardive dyskinesia) dianggap sebagai efek samping dari beberapa obat skizofrenia.
Fenilalanin dalam aspartam dapat memicu gerakan otot diskinesia tardif yang tidak terkontrol.
Ada banyak klaim dengan berbagai tingkat kepastian ilmiah yang menunjukkan efek samping aspartam, seperti berikut:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aspartam berkontribusi untuk kondisi tertentu di atas. Namun, penelitian yang lain melaporkan tidak ada efek samping terkait asupan aspartam.
Setelah menyimak apa itu aspartam, kegunaan, dan efek sampingnya, pastikan Anda bisa lebih cermat saat melihat komposisi asupan yang sehari-hari dikonsumsi.
Baca juga: 7 Cara Mengurangi Asupan Gula Per Hari demi Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.