Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2022, 16:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang senang mengonsumsi makanan manis, mulai dari kue hingga minuman manis seperti es teh. Tapi, seperti yang banyak orang ketahui, konsumsi gula kerap dikaitkan sebagai pemicu berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas, hingga masalah kesehatan gigi.

Tidak hanya pada orang tua, konsumsi gula berlebihan pada anak-anak juga dapat berimbas dengan munculnya berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: 5 Manfaat Kurangi Konsumsi Gula, Cegah Penuaan hingga Penyakit Jantung

Namun, anak-anak dan makanan manis seperti dua hal yang sulit dipisahkan. Permen, coklat, dan berbagai camilan manis sering kali jadi favorit anak. Salah satunya, yang kerap tak disadari, gula tambahan yang berasal dari minuman kemasan berpemanis buatan.

Batas konsumsi gula per hari bagi anak-anak

Kebanyakan anak-anak sangat menyukai makanan dengan rasa manis. Menurut Julie Mennella, penelti dari Monell Chemical Senses Center di Philadephia, AS hal ini terbukti ilmiah.

"Dalam masa pertumbuhan, anak-anak tertarik pada makanan yang membei banyak kalori. Di masa lalu, anak-anak menyukai makanan manis seperti buah kurma atau madu. Sedangkan saat ini, gula dapat ditemukan di segala tempat," kata Mennella dikutip dari NBC News.

Keinginan untuk mengonsumsi makanan manis ini terjadi karena secara biologis, anak-anak menyukai rasa yang dominan dirasakan dalam air susu ibu (ASI). Selain itu, mereka juga membutuhkan banyak kalori untuk masa pertumbuhan.

Lalu, berapa banyak batas konsumsi gula harian yang aman dan tidak berlebihan untuk anak?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batasan asupan gula yang aman adalah 10 persen dari total kebutuhan kalori. Lebih baik lagi, jika membatasi asupan gula hingga 5 persen atau sekitar 25 gram (sekitar 6 sendok teh) per hari.

Sedangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan batas asupan gula per hari sekitar 50 gram atau 4 sendok makan untuk orang dewasa sehat.

Asosiasi Ahli Jantung Amerika Serikat (AHA)menyebut batas maksimal konsumsi gula untuk anak usia 2 hingga 18 tahun kurang dari 24 gram per hari.

Baca juga: 4 Bahaya Terlalu Banyak Gula untuk Kesehatan

Bahaya konsumsi gula berlebih pada anak

Setelah mengetahui batas asupan gula untuk anak, Anda tentu perlu mengetahui juga apa saja bahaya dari konsumsi gula berlebih yang dilakukan buah hati.

Mengutip dari Harvard T.H. Chan, konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan yang tinggi selama masa kanak-kanak memiliki kaitan erat dengan pengembangan faktor risiko penyakit jantung, termasuk obesitas dan tekanan darah tinggi saat dewasa.

Tapi efek masalah kesehatan konsumsi gula berlebih pada anak tidak hanya dirasakan saat dewasa saja.

Asosiasi Profesional Pediatris Amerika (AAP) juga menyebut konsumsi gula berlebih membuat anak berisiko mengalami kerusakan gigi, kolesterol tinggi, diabetes, hingga perlemakan hati.

Tidak hanya masalah kesehatan, sebuah artikel dari University of Southern California menyebut bahwa beberapa penelitian juga menunjukkan perkembangan kognitif anak mengalami gangguan sebagai dampak konsumsi gula. Terutama menurunnya kemampuan akademik, pembelajaran, dan memori.

Baca juga: Fakta Tentang Gula yang Harus Kamu Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau