KOMPAS.com - Faktor keturunan hingga paparan radiasi dapat menjadi penyebab osteosarkoma pada anak.
Osteosarkoma adalah jenis kanker tulang pada anak-anak yang dimulai di sel-sel pembentuk tulang.
Baca juga: Mengenal Osteosarkoma, Jenis Kanker Tulang yang Menyerang Anak-anak
Osteosarkoma paling sering terjadi pada tulang panjang yang membentuk lengan dan kaki, meskipun dapat terjadi pada tulang mana pun.
Artikel ini akan menjelaskan beberapa penyebab dan faktor risiko osteosarkoma yang perlu Anda ketahui.
Dikutip dari Verywell Health, penyebab pasti osteosarkoma belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang anak terkena kanker tulang, yaitu:
Beberapa faktor keturunan atau genetik dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami kanker tulang.
Misalnya, anak yang memiliki tubuh tinggi di atas rata-rata usianya berisiko terkena osteosarkoma karena mutasi DNA yang terjadi selama percepatan pertumbuhan.
Selain itu, anak laki-laki disebut memiliki risiko lebih besar mengidap kanker tulang dibanding anak perempuan.
Kemudian, kelainan genetik seperti sindrom Bloom, sindrom Werner, atau sindrom Li-Fraumeni juga dapat menyebabkan anak atau remaja terkena kanker tulang osteosarkoma.
Anak-anak yang pernah menjalani operasi tulang terutama yang mengharuskan pemasangan protesis punya risiko lebih besar terkena osteosarkoma.
Baca juga: Osteosarkoma
Infark tulang dapat terjadi akibat jaringan tulang tidak mendapat suplai darah yang cukup.
Kondisi tersebut mengakibatkan sel-sel tulang mati dan memicu kerusakan DNA.
Osteosarkoma juga dapat muncul sebagai akibat dari jenis kanker jenis lain, seperti sarkoma ewing atau retinoblastoma.
Sarkoma ewing adalah jenis kanker langka yang terjadi pada tulang atau jaringan lunak di sekitar tulang.
Umumnya dimulai pada tulang kaki dan panggul, meskipun juga dapat terjadi pada area tulang lainnya.
Sarkoma ewing ditandai dengan nyeri tulang dan pembengkakan di area tumbuhnya tumor.
Sementara itu, retinoblastoma adalah jenis kanker mata yang dimulai di bagian belakang mata atau retina.
Retinoblastoma paling sering terjadi pada anak-anak. Gejalanya berupa pupil terlihat putih ketika mata terkena cahaya.
Beberapa orang mungkin pernah terpapar radiasi tingkat tinggi, seperti pengobatan kanker jenis lain.
Radiasi tersebut rupanya memiliki efek samping, termasuk memicu kanker tulang pada area yang terpapar sinae.
Namun, tingkat radiasi rendah seperti sinar-X atauu CT scan umumnya tidak menimbulkan risiko osteosarkoma.
Baca juga: Deteksi Dini Jadi Cara Mencegah Kanker Tulang
Dokter ortopedi, dr. Ferdiansyah, SpOT (K), menjelaskan bahwa gejala paling umum dari osteosarkoma adalah timbulnya benjolan disertai nyeri yang tidak hilang meski sudah diobati.
"Pertama bila ada nyeri yang sulit hilang walaupun sudah diobati pada tulang, yang kedua adanya benjolan, segeralah mencari pertolongan dokter," ujar Ferdiansyah, dikutip dari Antara, Minggu (09/07/2023).
Ferdiansyah menambahkan, benjolan dan rasa nyeri akibat kanker tulang sebaiknya tidak dipijat karena dapat memperbesar tumor dan membuatnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Osteosarkoma merupakan jenis kanker tulang yang bisa menyerang anak-anak.
Meski tergolong langka, mengetahui penyebab dan gejala osteosarkoma dapat membuat para orangtua lebih aware terhadap kondisi anak-anaknya.
Ajak si kecil melakukan cek kesehatan rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah ada risiko terkena osteosarkoma atau penyakit lainnya.
Baca juga: 4 Cara Mengobati Kanker Tulang yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya