KOMPAS.com - Beberapa di antara Anda mungkin penasaran, berapa lama sih manusia bisa hidup tanpa buang air besar (BAB)?
Seperti diketahui, bisa BAB secara rutin dan lancar adalah tanda-tanda pencernaan sehat.
Sebenarnya, kita tidak perlu BAB setiap hari untuk memastikan pencernaan sehat. Sebab, frekuensi normal BAB setiap orang berbeda-beda.
Baca juga: BAB Jongkok atau Duduk, Mana yang Lebih Sehat?
Umumnya, frekuensi manusia buang air besar bisa dua kali sehari hingga tiga kali seminggu.
Jika lebih dari jangka waktu tersebut Anda tidak bisa buang air besar, besar kemungkinan Anda mengalami sembelit atau konstipasi.
Melansir dari Healthline, seseorang bisa dikatakan mengalami sembelit jika mereka buang air besar kurang dari dua kali per minggu.
Jika sembelit tidak ditangani, hal itu bisa membuat feses atau kotoran menumpuk di usus, sehingga tubuh menjadi semakin sulit untuk membuangnya.
Penumpukan feses di usus juga bisa memicu mual. Sebenarnya, tidak ada waktu yang ditentukan secara teknis bagaimana seseorang bisa bertahan tanpa buang air besar.
Sebab, frekuensi buang air besar bergantung pada banyak faktor, terutama pola makan.
Jadi, sulit untuk menentukan dengan tepat berapa lama waktu yang aman untuk dilakukan tanpa buang air besar.
Baca juga: Seberapa Sering Bayi Baru Lahir Harus Buang Air Besar?
Laman Independent pernah memberitakan kasus meninggalnya seorang wanita muda asal Inggris karena tidak buang air besar selama delapan minggu.
Ia meninggal karena tinja yang menumpuk menyebabkan ususnya membesar secara signifikan sehingga menekan organnya dan menyebabkan serangan jantung.
Jika Anda tidak bisa buang air besar dalam seminggu dan pola makan tidak ada yang berubah, Anda perlu berkonsultasi ke dokter secepat mungkin.
Bisa jadi Anda mengalami obstruksi pencernaan karena kondisi tersebut juga bisa membuat tinja sulit keluar.
Selain mempertimbangkan berapa lama Anda tidak bisa buang air besar, Anda juga harus memperhatikan gejala yang terjadi.
Jika Anda sulit buang air besar dan mengalami kembung, mual, sakit perut, dan muntah dalam beberapa hari, segera cari pertolongan medis.
Jika Anda mengalami gejala konstipasi dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter.
Satu dari tiga orang yang mengidap kanker kolorektal memiliki anggota keluarga yang pernah mengalaminya juga.
Setiap perubahan kebiasaan buang air besar (termasuk konstipasi) dapat menjadi gejala kanker kolorektal.
Baca juga: Penyebab Bayi Lahir Caesar Rentan Gangguan Pencernaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.