KOMPAS.com - Frekuensi buang air besar bayi yang baru lahir dapat mengungkapkan informasi penting tentang kesehatan mereka secara keseluruhan.
Misalnya, frekuensi buang air besar dapat mengetahui apakah bayi mendapatkan cukup makanan atau tidak.
Sebuah studi tahun 2006 mengatakan bahwa jumlah buang air besar dalam 5 hari pertama setelah kelahiran dapat menjadi indikator awal keberhasilan menyusui.
Bayi yang menghasilkan lebih banyak tinja selama periode ini cenderung memiliki berat badan yang lebih sehat.
Selain itu, alasan lain untuk memantau buang air besar bayi adalah untuk memeriksa kesehatan mereka secara keseluruhan.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi Tanpa Obat
Kotoran dengan warna atau konsistensi yang tidak biasa dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.
Lalu, seberapa sering seorang bayi yang baru lahir harus buang air besar?
Melansir dari Medical News Today, 24 hingga 48 jam pertama setelah dilahirkan, bayi biasanya akan mengeluarkan zat yang disebut mekonium.
Kotoran ini kental dan berwarna hijau tua atau coklat.
Selain itu, kotoran tersebut mengandung bahan yang telah ditelan bayi saat berada di dalam rahim.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.