KOMPAS.com - Mengapa perut keroncongan saat lapar? Saat belum makanan yang kita konsumsi, perut biasanya akan berbunyi.
Hal itu adalah penanda bahwa kita lapar dan butuh makan dengan segera. Namun, sebenarnya apa penyebab perut keroncongan saat kita lapar?
Menurut profesor fisiologi dari the Lake Erie College of Osteopathic Medicine, New York, Mark A. W. Andrews, perut keroncongan sebenarnya bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang
"Perut keroncongan memang identik dengan rasa lapar karena tidak adanya makanan yang bisa dicerna," ucapnya dilansir dari Scientific America.
Suara keroncongan tersebut bukan hanya berasal dari perut, tetapi juga dari usus kecil.
Keroncongan sering dikaitkan dengan rasa lapar karena suara tersebut akan terdengar lebih keras saat perut dan usus kosong sehingga isi organ tidak bisa meredam suara.
Secara umum, saluran cerna adalah tabung berongga yang membentang dari mulut ke anus. Dinding saluran pencernaan sebagian besar terdiri dari otot polos.
Saat dinding diaktifkan dan memeras isi saluran untuk mencampur dan mendorong makanan, gas, dan cairan melalui perut dan usus kecil, suara keroncongan akan dihasilkan.
Baca juga: 4 Bahan Rumahan untuk Meredakan Sakit Perut, Mudah dan Murah
Penekanan otot dinding ni disebut dengan gerak peristaltik dan melibatkan cincin kontraksi yang bergerak secara aboral (menjauh dari rongga mulut) menuju anus.
Terjadinya gerak peristaltik ini dihasilkan dari dari fluktuasi ritmis potensial listrik dalam sel otot polos yang menyebabkannya berkontraksi.
Fluktuasi ini disebut irama listrik dasar dan merupakan hasil dari aktivitas pada sistem saraf enterik, yang ditemukan di dinding usus.
Baca juga: Migrasi dari Kartu SIM Dimulai, Berikut Daftar HP yang Support e-SIM di Indonesia
Irama listrik dasar menyebabkan sel-sel otot lambung dan usus halus aktif dengan ritme teratur (masing-masing tiga dan 12 kali per menit), dengan cara yang serupa.
Namun, ritme tersebut lebih lambat dari ritme otot jantung di jantung. Sistem saraf otonom dan faktor hormonal dapat memodulasi irama listrik dasar ini.
Meskipun laju dan kekuatan gerak peristaltik biasanya meningkat dengan adanya makanan, gerak peristaltik juga meningkat setelah lambung dan usus kecil kosong selama kurang lebih dua jam.
Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi
Dalam kasus ini, reseptor di dinding perut merasakan tidak adanya makanan, yang menyebabkan pembentukan gelombang aktivitas listrik secara reflek di sistem saraf enterik.