Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perut Keroncongan saat Lapar? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 23/08/2023, 14:07 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Mengapa perut keroncongan saat lapar? Saat belum makanan yang kita konsumsi, perut biasanya akan berbunyi.

Hal itu adalah penanda bahwa kita lapar dan butuh makan dengan segera. Namun, sebenarnya apa penyebab perut keroncongan saat kita lapar?

Mengapa perut keroncongan saat lapar?

Menurut profesor fisiologi dari the Lake Erie College of Osteopathic Medicine, New York, Mark A. W. Andrews, perut keroncongan sebenarnya bisa terjadi kapan saja.

"Perut keroncongan memang identik dengan rasa lapar karena tidak adanya makanan yang bisa dicerna," ucapnya dilansir dari Scientific America.

Suara keroncongan tersebut bukan hanya berasal dari perut, tetapi juga dari usus kecil.

Keroncongan sering dikaitkan dengan rasa lapar karena suara tersebut akan terdengar lebih keras saat perut dan usus kosong sehingga isi organ tidak bisa meredam suara.

Secara umum, saluran cerna adalah tabung berongga yang membentang dari mulut ke anus. Dinding saluran pencernaan sebagian besar terdiri dari otot polos.

Saat dinding diaktifkan dan memeras isi saluran untuk mencampur dan mendorong makanan, gas, dan cairan melalui perut dan usus kecil, suara keroncongan akan dihasilkan.

Baca juga: 4 Bahan Rumahan untuk Meredakan Sakit Perut, Mudah dan Murah

Penekanan otot dinding ni disebut dengan gerak peristaltik dan melibatkan cincin kontraksi yang bergerak secara aboral (menjauh dari rongga mulut) menuju anus.

Terjadinya gerak peristaltik ini dihasilkan dari dari fluktuasi ritmis potensial listrik dalam sel otot polos yang menyebabkannya berkontraksi.

Fluktuasi ini disebut irama listrik dasar dan merupakan hasil dari aktivitas pada sistem saraf enterik, yang ditemukan di dinding usus.

Irama listrik dasar menyebabkan sel-sel otot lambung dan usus halus aktif dengan ritme teratur (masing-masing tiga dan 12 kali per menit), dengan cara yang serupa.

Namun, ritme tersebut lebih lambat dari ritme otot jantung di jantung. Sistem saraf otonom dan faktor hormonal dapat memodulasi irama listrik dasar ini.

Munculnya rasa lapar

Meskipun laju dan kekuatan gerak peristaltik biasanya meningkat dengan adanya makanan, gerak peristaltik juga meningkat setelah lambung dan usus kecil kosong selama kurang lebih dua jam.

Dalam kasus ini, reseptor di dinding perut merasakan tidak adanya makanan, yang menyebabkan pembentukan gelombang aktivitas listrik secara reflek di sistem saraf enterik.

Hal ini berjalan di sepanjang lambung dan usus kecil dan menyebabkan kontraksi rasa lapar.

Kontraksi rasa lapar seperti itu dimulai di antrum, atau bagian bawah perut, dan menyebar di sepanjang usus, menyapu ke ileum terminal.

Proses ini bertujuan untuk membersihkan semua isi perut termasuk lendir, sisa bahan makanan dan bakteri dan mencegahnya menumpuk di satu tempat.

Kontraksi juga menghasilkan getaran dan suara keroncongan yang berhubungan dengan rasa lapar.

Kontraksi rasa lapar dapat berlanjut selama 10 hingga 20 menit setelah dimulai, dan kemudian berulang setiap satu hingga dua jam hingga Anda mengonsumsi makanan.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Hidup Tanpa Buang Air Besar? Simak Faktanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau