Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2023, 15:25 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Ketersediaan obat-obatan yang baru dan inovatif, termasuk vaksin, masih terbatas di Indonesia. Hal ini menghambat akses masyarakat terhadap obat inovatif yang bisa meningkatkan peluang kesembuhan.

Ketersediaan obat baru di Indonesia hanya 9 persen atau hanya 41 dari 460 obat baru yang diluncurkan secara global selama 2012-2021. Dibandingkan negara lain di Asia bahkan Asia Tenggara, angka ini relatif kecil.

Demikian menurut hasil studi Pharmaceutical Research and Manufacturers of America (PhRMA) terhadap negara-negara G20.

Rata-rata persentase ketersediaan obat baru di negara lain di atas 20 persen. Misalnya saja Thailand (24 persen), Singapura (27 persen), Korea Selatan (33 persen), bahkan Jepang (51 persen).

Wakil Ketua International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Evie Yulin menyebut, terbatasnya obat baru yang beredar di Indonesia berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat.

Baca juga: Pasien Kanker Usus Besar Kesulitan Akses Obat Terapi Target

"Jika tidak tersedia di Indonesia, masyarakat akhirnya berobat ke luar negeri," papar Evie dalam acara temu media di Jakarta (11/9/2023).

Selain itu, penyakit yang seharusnya bisa diobati sejak dini dengan obat yang tepat juga akhirnya terhambat.

Saat ini baru 1 persen obat baru yang tersedia di Indonesia sejak obat itu diluncurkan secara global. Rata-rata obat baru untuk kanker dan penyakit langka baru tersedia di Indonesia 3-4 tahun sejak diluncurkan.

Evie menuturkan, kendala terbesarnya antara lain regulasi penerbitan nomor ijin edar yang butuh waktu lama.

Kendala lain adalah ketidakjelasan regulasi, terbatasnya akses dari industri ke pasar, serta rendahnya permintaan akan obat baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com