Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menentukan Terapi Kanker yang Tepat Lewat Cek DNA Tumor

Kompas.com - 08/12/2022, 16:54 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Sebagian besar kasus kanker paru baru ditemukan di stadium lanjut. Itu sebabnya pemeriksaannya harus komperhensif agar dapat diberikan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi kanker yang dialami.

Selain itu, terapi yang diberikan juga harus disesuaikan dengan mutasi yang terjadi, terutama jika dokter akan memberikan terapi target.

Dijelaskan oleh Dr.dr.Arif R Hanafi, Sp.P (K), pendekatan tatalaksana kanker yang diterapkan saat ini adalah pengobatan yang berdasarkan pola genomik yang ada pada sel kanker.

"Dalam sel kanker paru misalnya, terdapat berbagai macam oncogenic driver mutation, yang saat ini berpotensi diberikan terapi target. Oleh karena itu pemeriksaan CGP (comprehensive genomic profiling) penting untuk menentukan terapi target yang penting untuk pasien," papar dokter dari RS Kanker Dharmais Pusat Kanker Nasional ini.

Baca juga: 6 Mitos tentang Risiko Kanker Paru-paru, Jangan Lagi Percaya

Pemeriksaan DNA tumor CGP dengan teknologi sequencing terbaru saat ini sudah dapat dilakukan di laboratorium Indonesia. Perusahaan farmasi Roche bekerja sama dengan Foundation Medicine Inc dan juga KALGen Innolab meluncurkan layanan pemeriksaan ini.

Ada dua tipe pemeriksaan yang tersedia, yaitu FoundationOne CDX yang diindikasikan untuk semua jenis kanker tumor padat dengan menganalisis sampel DNA, serta FoundationOne Heme untuk pasien dengan kelainan hematologi dan sarkoma di semua stadium, dengan menganalisis DNA dan RNA pasien.

“Upaya Roche dan FMI yang hadir di Indonesia ini merupakan kemajuan yang penting pada visi kami, yakni memungkinkan lebih banyak pasien kanker mendapatkan pelayanan kesehatan yang terpersonalisasi", kata Presiden Direktur Roche Indonesia, dr Ait-Allah Mejri.

Sejauh ini, pemeriksaan untuk diagnosis terkait penanganan kanker di Indonesia masih dilakukan secara bertahap. Pemeriksaan pasien kanker untuk tahap berikutnya baru akan dilakukan apabila hasil tes pertama dilaporkan negatif.

Butuh waktu yang panjang sampai dokter dapat mengetahui profil genomik tumor dari beberapa mutasi gen pasien untuk menentukan pilihan terapi yang paling tepat.

Baca juga: Apa Itu Whole Genome Sequencing dan Aplikasinya untuk Covid-19

“Pemeriksaan FoundationOne?CDx ini menjadi sebuah milestone layanan KALGen Innolab yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia serta menjawab tantangan perkembangan dunia sains biomolekular kedokteran,” tambah Presiden Direktur PT Innolab Sains Internasional (KALGen Innolab), Yuniar Linda.

Sekalipun diagnosis dan juga terapi pengobatan kanker semakin berkemabg, namun upaya pencegahan tetap harus dilakukan. Dalam penyakit kanker paru, pencegahan yang terbaik adalah menghindari faktor risiko utama yaitu kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok, paparan asbes, dan juga polusi udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau