Radikal bebas pada luka akan memperparah peradangan di sekitar luka sehingga memperlama penyembuhan luka.
Selain memberikan anti-infeksi, anti-inflamasi, dan antioksidan, madu juga menciptakan penghalang fisik dan lingkungan lokal untuk pertumbuhan organisme dengan mengentalkan lingkungan di sekitar organisme.
Efek dari madu ini akan mempercepat penyembuhan luka bakar karena luka akan lebih cepat menyembuh bila berada di lingkungan lembab. Lingkungan lembab adalah kondisi paling optimal dalam pembentukan kulit baru.
Selain itu, madu juga dapat memberikan nutrisi pada luka. Madu dapat memberikan asupan karbohidrat, asam amino, vitamin, dan mineral yang mudah dimetabolisme, sehinga regenerasi kulit menjadi lebih cepat.
Lapisan madu yang bersentuhan dengan permukaan luka dapat mengangkat sisa-sisa jaringan mati ketika sedang membersihkan luka dan membilasnya. Ketika perawatan luka, jaringan kulit muda tidak rusak dan terangkat ketika sedang membersihkan luka.
Hingga saat ini belum ada laporkan mengenai efek samping penggunaan madu pada perawatan luka.
Namun, ada laporan beberapa pasien mengeluhkan ketidaknyamanan ketika pengaplikasian madu pada luka, karena madu yang bersifat asam, sehingga ketika digunakan pada luka akan terasa seperti tersengat.
Laporan lainnya, yakni adanya infeksi botulisme, tetapi hanya terjadi ketika menggunakan cairan madu yang tidak diproses atau disterilkan.
Berikut adalah prosedur yang dapat digunakan untuk pengaplikasian madu pada luka:
Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan madu yang sudah disteril atau diproses dapat memberikan efek lebih unggul dalam penyembuhan luka daripada penggunaan bahan bahan penutup luka lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.