Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Macam Kondisi Penyebab Lumpuh yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 17/10/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Penyakit neuron motorik

Neuron motorik adalah sel saraf yang mengontrol otot yang Anda gunakan untuk berjalan, bernapas, berbicara, dan menggerakkan anggota tubuh Anda.

Neuoron motorik ini terdiri dari bagian atas (mengirim sinyal dari otak ke sumsum tulang belakang) dan bawah (menerima sinyal dan mengirimkannya ke otot).

Penyakit neuron motorik dapat menyerang baik bagian atas atau bawah.

Penyakit neuron motorik atas, seperti sklerosis lateral primer, yang hanya memengaruhi neuron motorik atas. Hal ini membuat otot menjadi kaku dan kejang.

Penyakit neuron motorik bawah, seperti atrofi otot tulang belakang, yang hanya menyerang bagian bawah. Kondisi ini membuat otot menjadi lemas, lemah, dan terkadang menyebabkan otot bergerak tidak terkendali.

Penyakit neuron motorik atas dan bawah, seperti amyotrophic lateral sclerosis atau penyakit Lou Gehrig yang paling umum.

  • Kelumpuhan berkala

Kelumpuhan yang disebabkan oleh perubahan gen tertentu.

Penyakit ini melibatkan serangan kelumpuhan secara acak, sering kali dipicu oleh sesuatu dalam pola makan seseorang.

Biasanya, ini adalah kelainan elektrolit, seperti hipokalemia atau hiperkalemia.

Baca juga: 5 Penyebab Kelumpuhan Wajah, Tak Hanya Ramsay Hunt Syndrome

  • Kelumpuhan tidur

Hilangnya fungsi otot saat tidur atau bangun yang menjadi penyebab kelumpuhan.

Terkadang, orang yang mengalami kelumpuhan tidur juga melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada atau berhalusinasi.

  • Bell's palsy

Ini adalah suatu kondisi di mana otot-otot di satu sisi wajah menjadi lemah atau lumpuh.

Penyebab lumpuh pada wajah ini membuat areanya terkulai atau menjadi kaku. Penyakit ini hanya memengaruhi satu sisi wajah pada satu waktu.

  • Kelumpuhan Todd

Kelumpuhan Todd atau juga dikenal paresis Todd adalah kondisi neurologis, artinya berhubungan dengan otak dan saraf.

Kelumpuhan ini sering terjadi dalam waktu singkat setelah penderita epilepsi mengalami kejang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau