Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2021, 16:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelumpuhan adalah hilangnya kekuatan dan fungsi otot di bagian tubuh yang bisa bersifat sementara, bahkan permanen.

Kemungkinan, kondisi ini dapat terjadi karena adanya masalah pada sel saraf yang menyebabkan Anda tidak dapat menggerakan atau merasakan sakit di daerah tubuh yang mengalami kelumpuhan.

Baca juga: Kelumpuhan Tidur: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab

Gerakan otot dikendalikan oleh sinyal pemicu yang diteruskan dari otak.

Ketika salah satu bagian dari sistem saraf rusak, maka sinyal pemicu yang diberikan otak ke otot untuk tidak akan sampai, sehingga menyebabkan kelumpuhan.

Mengutip Cleveland Clinic, selain terdapat kemungkinan lahir dengan kondisi lumpuh, terdapat beberapa faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kelumpuhan, antara lain:

  • Kecelakaan, dapat menyebabkan cedera yang meningkatkan risiko lumpuh
  • Cedera otak, benturan keras di kepala dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang memicu kelumpuhan
  • Strokedapat menyebabkan kelumpuhan di salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai secara tiba-tiba
  • Polio, menimbulkan kelumpuhan di bagian lengan dan tungkai, hingga kelumpuhan otot pernapasan
  • Sindrom Gullian-Barre, menyebabkan kelumpuhan di tungkai, serta dapat menyebar secara bertahap ke lengan dan wajah
  • Multiple sclerosis, kelumpuhan di bagian wajah, lengan, atau tungkai dengan gejala yang hilang-timbul
  • Cedera saraf tulang belakang
  • Tumor otak
  • Traumatis

Jenis

Merangkum dari NHS dan Healthline, kelumpuhan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tergantung dengan tingkat keparahan atau bagian tubuh yang mengalaminya.

Baca juga: Hati-hati, Ini 5 Tanda Tubuh Kurang Gerak

Berikut jenis-jenis kelumpuhan yang harus Anda ketahui, yaitu:

  • Monoplegia, mempengaruhi satu lengan atau kaki
  • Hemiplegia, mempengaruhi satu lengan dan satu kaki di sisi tubuh yang sama
  • Paraplegia, mempengaruhi kedua kaki
  • Quadriplegia ata tetraplegia, mempengaruhi kedua lengan dan kedua kaki 
  • Kelumpuhan parsial, masih memiliki kendali atas otot-otot di bagian tubuh yang lumpuh
  • Kelumpuhan total, tidak memiliki kendali atas otot-otot

Selain itu, perlu diingat bahwa kelumpuhan dapat terjadi dalam waktu sementara atau permanen.

Gejala

Berdasarkan Healthline, gejala kelumpuhan dapat bervariasi berdasarkan penyebabnya.

Umumnya, Anda tidak dapat menggerakan sebagian atau seluruh bagian tubuh.

Selain itu, sensasi kesemutan, kaku, kejang otot, mati rasa, nyeri, kehilangan kontrol otot dan perasaan secara perlahan pada bagian tubuh tertentu juga dapat menjadi gejala sebelum kelumpuhan total terjadi.

Oleh karena itu, mengutip Cleveland Clinic, Anda harus segera menghubungi dokter atau tenaga medis jika mengalami gejala sebagai berikut:

  • Kebingungan
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
  • Mati rasa tiba-tiba pada satu sisi tubuh
  • Masalah penglihatan secara tiba-tiba
  • Kesulitan berjalan
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Sakit kepala mendadak yang tidak diketahui penyebabnya

Baca juga: Tanda dan Penyebab Otot Jantung Lemah

Komplikasi

Kelumpuhan dapat terjadi pada bagian otot manapun yang akan mempengaruhi fungsi tubuh.

Berikut beberapa masalah atau komplikasi yang dapat terjadi akibat kelumpuhan menurut Cleveland Clinic, yaitu:

  • Masalah dengan aliran darah, pernapasan, dan detak jantung
  • Perubahan fungsi normal organ, kelenjar, dan jaringan lainnya
  • Perubahan pada otot, sendi, dan tulang
  • Cedera kulit
  • Pembekuan darah di kaki
  • Kehilangan kontrol urin dan usus
  • Masalah berbicara atau menelan
  • Perubahan perilaku dan suasana hati

Diagnosis

Pada umumnya, mendiagnosis kelumpuhan pada bagian tubuh internal lebih sulit untuk diidentifikasi.

Melansir Cleveland Clinic, berikut beberapa prosedur yang digunakan untuk memeriksa saraf atau mengukur aktivitas listrik di otot Anda, antara lain:

  • X-ray
  • CT scan
  • MRI
  • Myelography
  • Elektromiografi (EMG)
  • Spinal tap

Baca juga: 6 Penyebab Ejakulasi Lemah, Pria Perlu Tahu

Perawatan

Perawatan yang dibutuhkan akan sangat bergantung pada penyebab kelumpuhan.

Merangkum dari NHS dan Cleveland Clinic, berikut beberapa perawatan yang akan Anda lakukan untuk menangani kelumpuhan:

  • Fisioterapi, membantu Anda mempertahankan kekuatan dan massa otot
  • Terapi okupasi, membantu menyesuaikan Anda dengan cara untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
  • Obat-obatan, meredakan masalah seperti nyeri, kekakuan dan kejang otot
  • Terapi fisik, membantu merangsang saraf dan otot
  • Alat bantu mobilitas, termasuk kursi roda, kawat gigi, tongkat, dan alat bantu jalan
  • Operasi 

Perlu Anda ketahui, bahwa hingga saat ini belum ada obat tertentu yang dapat menghilangkan kondisi kelumpuhan secara tuntas dan instan.

Pengobatan dan rangkaian perawatan dilakukan untuk mencegah memburuknya kelumpuhan lebih lanjut.

Pencegahan

Melansir Mayo Clinic, upaya pencegahan terhadap kelumpuhan dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya. 

Mencegah kelumpuhan akibat cedera

  • Berkendara dengan hati-hati
  • Mematuhi rambu lalu lintas
  • Menggunakan sabuk pengaman selama berkendara
  • Menghindari konsumsi alkohol atau obat yang dapat menyebabkan kantuk, sebelum berkendara
  • Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dan mengikuti petunjuk instruktur ketika melakukan aktivitas yang berisiko tinggi

Baca juga: 9 Gejala Detak Jantung Lemah yang Perlu Diwaspadai

Mencegah kelumpuhan akibat kondisi medis

  • Menghindari makanan tinggi garam dan kolesterol
  • Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
  • Olahraga teratur
  • Berhenti merokok
  • Melakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol secara rutin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau