Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Penyebab Badan Lemas dan Mengantuk, Tak Hanya Kurang Tidur

Kompas.com - 16/10/2023, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Badan lemas dan mengantuk bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk kurang tidur dan masalah kesehatan lainnya, seperti depresi.

Ketika dibiarkan, badan yang lemas dan mengantuk bisa mengganggu kegiatan sehari-hari.

Untuk mengatasinya, Anda bisa menyembuhkan masalah kesehatan yang dialami dan melakukan perubahan kebiasaan.

Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab badan lemas dan mengantuk berikut ini.

Baca juga: 8 Penyebab Badan Lemas Tak Bertenaga dan Cara Mengatasinya

Penyebab badan lemas dan mengantuk

Disarikan dari Healthline dan Verywell Mind, berikut adalah beberapa penyebab badan lemas dan mengantuk yang perlu dipahami.

Orang dewasa perlu setidaknya tujuh jam waktu tidur setiap malam agar kesehatan tubuh tetap terjaga.

Kurang tidur atau tidak mendapatkan tidur yang berkualitas dapat membuat Anda merasa mengantuk dan lemas.

  • Depresi

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang dapat mengganggu suasana hati dan kimiawi otak.

Orang-orang yang mengalami depresi memiliki kesulitan tidur dan energi yang rendah. Akibatnya, tubuh akan terasa lebih lemas dan mengantuk di siang hari.

  • Anemia

Anemia adalah masalah kesehatan yang membuat Anda memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah.

Kondisi ini kemudian membuat oksigen tidak dapat disalurkan dengan baik ke seluruh bagian tubuh dan membuat Anda merasa mengantuk serta lemas.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Badan Lemas dan Lesu

  • Hipotiroid

Hipotiroid adalah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup.

Padahal, hormon tiroid diperlukan oleh tubuh untuk mengontrol metabolisme. Kondisi ini kemudian akan membuat Anda merasa lelah, mengalami kelebihan berat badan, dan merasa mudah kedinginan.

  • Penyakit jantung

Penyakit jantung dapat membuat Anda merasa kelelahan secara terus-menerus dan tidak bisa melakukan aktivitas fisik seperti biasa, termasuk berolahraga.

Anda yang mengalami penyakit jantung juga dapat memiliki gejala lainnya, seperti nyeri dada, palpitasi jantung, sakit kepala, dan napas yang terengah-engah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau