Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Evan Widiono
Dokter

Seorang dokter yang berminat dan mendalami berbagai hal mengenai penyembuhan luka

Mengenal Bibir Sumbing

Kompas.com - 20/10/2023, 11:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGIAN bayi yang kurang beruntung lahir dengan cacat bawaan berupa bibir sumbing dengan atau celah langit-langit.

Bagi mereka tinggal di daerah yang jauh dari kata kesehatan, menyebabkan mereka harus tumbuh besar dengan kecacatan di area bibir dan langit-langit mulut.

Mungkin pada awalnya tidak apa-apa, tetapi permasalahan muncul ketika mereka beranjak dewasa. Salah satunya mereka sering tersedak ketika makan, tidak menyusui dengan benar, dan memiliki suara sengau.

Tantangan terbesar bagi mereka adalah ketika dijauhi teman-teman, menjadi bahan pembicaraan tetangga rumah karena memiliki bentuk wajah yang aneh akibat lubang di antara kedua bibirnya. Hal ini membuat mereka akan tumbuh dengan ketidakpercayaan diri.

Di sinilah tenaga kesehatan harus hadir di antara masyarakat dan keluarga pasien memberikan sosialisasi edukasi mengenai kesehatan.

Bibir sumbing merupakan kelainan cacat lahir di mana bibir atas bayi tidak terbentuk sempurna sehingga timbul celah di antara bibir, terkadang disertai adanya celah langit-langit.

Cacat lahir ini sering disebut dengan celah mulut atau celah orofasial. Kelainan ini dapat mengubah bentuk atau fungsi satu atau lebih bagian tubuh.

Cacat lahir ini dapat menyebabkan masalah pada kesehatan secara keseluruhan, perkembangan tubuh, atau cara kerja tubuh.

Angka kejadian bibir sumbing dan langit langit di dunia hampir 10 bayi dari 10.000 kelahiran. Data di Amerika menunjukan bahwa sekitar 1 dari setiap 1.600 bayi dilahirkan dengan bibir sumbing dan celah langit-langit.

Sedangkan di Indonesia kasus bibir sumbing hampir menyentuh 6.000 kasus setiap tahun, atau sekitar 2,4 persen dari total seluruh bayi yang lahir.

Bibir sumbing dan celah langit-langit sumbing terjadi pada awal kehamilan. Bibir terbentuk antara 4 dan 7 minggu kehamilan, dan langit-langit terbentuk antara usia 6 dan 9 minggu kehamilan.

Celah mulut dan langit-langit tidak harus terjadi bersamaan. Kelainan ini bisa hanya terjadi antara celah mulut saja atau celah langit-langit atau keduanya.

Angka kejadian pada anak laki-laki dua kali lebih mungkin mengalami bibir sumbing dengan atau tanpa celah langit langit dibandingkan anak perempuan.

Sedangkan anak perempuan lebih mungkin mengalami celah langit-langit tanpa bibir sumbing dibandingkan anak laki-laki.

Beberapa bayi dengan bibir sumbing tampil hanya dengan adanya lekukan kecil di bibir atas. Bibir sumbing bisa terjadi pada salah satu sisi atau kedua sisi bibir bayi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau