Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Pemahaman Pre-Hospital Jadi Kunci Keberhasilan Penyelamatan Korban Kecelakaan

Kompas.com - 23/11/2023, 16:22 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com – Penyelamatan korban kecelakaan membutuhkan pemahaman khusus. Hal ini dipaparkan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf, Radjak Hospital Purwakarta, dr Muhammad Rainda Farhan.

”Inilah pentingnya penanganan pre-hospital. Sayangnya, sosialissi terkait pertolongan pertama pada korban kecelakaan ini tak banyak dipahami publik,”ujarnya lewat rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Padahal, menurutnya, penanganan pre-hospital merupakan kunci untuk memastikan kondisi pasien.

“Tak jarang penanganan yang salah, malah menyebabkan pasien cedera berat, bahkan kehilangan nyawa saat perjalanan ke rumah sakit," kata dr Farhan.

Korban kecelakaan juga tak sedikit yang mengalami truma.

Ia pun menilai, bayak faktor yang menyebabkan hal itu. Ia mengakui, saat ini, belum sempurnanya sistem kesehatan di Indonesia menjadikan banyak pihak yang belum memahami pentingnya penanganan tersebut.

"Dalam kasus kecelakaan, gara-gara salah memindahkan korban (saja bisa berakhir fatal). Banyak kejadian, korban yang sudah kritis, gagal diselamatkan oleh tim medis," ujarnya.
Perlu peran pemerintah

Dokter Farhan menegaskan bahwa penanganan pre-hospital pada korban kecelakaan bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab rumah sakit, melainkan banyak pihak, terutama pemerintah.

"Dari kesiapan fasilitas, untuk memastikan setiap korban kecelakaan dapat ditangani sesuai tata kelola layanan, mulai dari korban itu diangkat dari lokasi kecelakaan, fasilitasi memadai di setiap ambulance, kecepatan penanganan, hingga periode waktu korban tiba di rumah sakit (harus dipahami)," ujarnya lagi.

Untuk itu, ia mengharapkan adanya awareness dari pihak-pihak terkait untuk dapat berkolaborasi melakukan edukasi terkait pertolongan pertama pada kecelakaan.

"Langkah ini penting dalam proses penanganan pasien. Artinya, (pemahaman yang tepat) akan membuka peluang untuk sembuh lebih besar," ujarnya.

Sebagai informasi, paparan yang dikemukaka dr Farhan merupakan respons dari persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru dari pihak rumah sakit.

Meski ia mengaku bahwa tak ada persiapan khusus bagi pihaknya, Radjak Hospital Purwakarta berkoitmen dan sudah secara rutin menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam penanganan trauma akibat kecelakaan.

Dokter Farhan menyebutkan bahwa risiko kecelakaan biasanya meningkat saat ada mobilisasi massa, seperti Tahun Baru, mudik Lebaran, dan musim liburan.

"Risikonya bisa dari keramaiannya atau dampak penggunaan petasan dalam permainan. Jadi memang sudah dari tahun ke tahun, Radjak Hospital Purwakarta memang selalu menyiapkan unit gawat darurat (UGD) 24 jam untuk menyikapi kemungkinan adanya kebutuhan tindakan yang berkaitan dengan trauma," kata dr Farhan.

Ia mengakui, saat periode mudik pada Lebaran 2023, ada peningkatan kecelakaan dan korban trauma. Meski demikian, hal itu tetap bisa ditangani.

Trauma pada korban kecelakaan

Dokter Farhan menyebutkan bahwa kasus trauma pada korban kecelakaan bisa dibagi menjadi dua penyebab, yakni low velocity (kecepatan rendah) dan high velocity (kecepatan tinggi).

"Jadi, bukan hanya kecelakaan kendaraan saja. Tapi bisa juga dari perkelahian, jatuh, tertimpa benda berat, atau kecelakaan kerja. Penanganannya tergantung dari cedera yang dialami. Biasanya kalau high velocity itu terjadi multiple trauma yang membutuhkan penanganan multidisiplin sesuai dengan tata laksana penanganan," ucapnya lagi.

Marketing Radjak Hospital Purwakarta, dr Susi menyampaikan bahwa Radjak Hospital Purwakarta memang memiliki kerja sama dengan pengelola jalan tol Cipularang dan Cipali dalam pengawasan risiko kecelakaan di jalan raya.

"Saat Lebaran 2023, kami menyediakan hampir 20 posko layanan kesehatan yang tersebar, mulai dari Cipularang dan tol Transjawa," kata Susi.

Ia menjelaskan, pada satu posko layanan kesehatan, pihaknya menghadirkan satu dokter, satu perawat, dan fasilitas penanganan, seperti obat-obatan. Sementara untuk ambulans, sifatnya on call sesuai kebutuhan di lapangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau