Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Bayi Lahir Prematur menurut Kemenkes

Kompas.com - 19/12/2023, 13:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum mencapai usia kandungan 37 minggu.

Bayi yang lahir prematur rentan terserang infeksi virus maupun bakteri penyebab penyakit karena organ tubuhnya belum sempurna.

Bayi prematur umumnya lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2500 gram.

Baca juga: Apa itu Bayi Prematur? Kenali Ciri-ciri, dan Perawatannya

Mengacu pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 6 persen. Selain itu, berdasarkan estimasi WHO dan UNICEF, prevalensi prematur di Indonesia sekitar 10 persen.

Padahal, BBLR bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang bayi prematur, termasuk memicu stunting.

Melihat adanya risiko komplikasi berupa penyakit yang bisa menyerang bayi prematur dan kemungkinan mengalami stunting, Anda mungkin perlu mengetahui cara mencegah kelahiran prematur.

Namun sebelum menyimak pencegahannya, ketahui terlebih dahulu faktor risiko penyebab bayi prematur berikut.

Faktor risiko penyebab bayi prematur

Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor risiko penyebab bayi prematur, termasuk:

  • Ibu hamil tidak mendapatkan gizi yang cukup selama masa kehamilan
  • Kehamilan bayi kembar
  • Ibu hamil terkena infeksi
  • Kelainan struktur rahim atau leher rahim
  • Memiliki riwayat kelahiran prematur
  • Ibu hamil terlalu kurus atau memiliki berat badan berlebih sebelum hami
  • Kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol
  • Pernah keguguran
  • Ibu hamil mengalami stres atau depresi.

Dengan mengetahui faktor risiko penyebab bayi prematur, wanita bisa lebih waspada bila sedang merencanakan kehamilan.

Baca juga: 5 Penyebab Hipotermia pada Bayi Prematur

Bagaimana cara mencegah bayi prematur?

Dilansir dari Sehat Negeriku, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI dr. Lovely Daisy, MKM, menjelaskan beberapa cara mencegah bayi prematur yang bisa diupayakan.

Cara mencegah kelahiran prematur yang pertama yaitu dengan deteksi dini.

Pemeriksaan atau deteksi dini bahkan perlu dilakukan sebelum hamil untuk menghindari ibu hamil dengan berbagai faktor risiko serta mencegah BBLR dan stunting pada bayi.

Menurut dokter Lovely, wanita dapat melakukan skrininig anemia sebelum merencakan kehamilan dan mengonsumsi tablet tambah darah selama masa kehamilan.

Cara untuk mencegah bayi lahir prematur selanjutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali saat hamil, yaitu satu kali di trimester pertama, dua kali di trimester kedua, dan tiga kali di trimester ketiga.

Pemeriksaan pada trimester pertama dan ketiga perlu dilakukan di dokter agar ibu mendapatkan pemeriksaan secara komprehensif untuk mendeteksi faktor risiko komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan ataupun penyakit penyerta lainnya.

Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi:

  • Menimbang berat badan
  • Mengukur tinggi badan
  • Mengukur tekanan darah
  • Mengukur lingkar lengan atas (LILA) untuk melihat status gizi ibu hamil
  • Mengukur tinggi fundus uter atau tinggi rahim
  • Mengamati perkembangan organ dan denyut jantung janin dengan pemeriksaan USG
  • Skrining status imunisasi tetanus
  • Tes atau periksa laboratorium
  • Tata laksana atau penanganan kasus jika mengalami masalah atau kondisi kesehatan tertentu.

Pencegahan kelahiran prematur selanjutnya yaitu dengan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis).

Pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan dapat berupaya mencegah bayi prematur dengan cara di atas. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter sebelum merencakan kehamilan. 

Baca juga: 5 Cara Memberikan ASI pada Bayi Prematur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau