KOMPAS.com - Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum mencapai usia kandungan 37 minggu.
Bayi yang lahir prematur rentan terserang infeksi virus maupun bakteri penyebab penyakit karena organ tubuhnya belum sempurna.
Bayi prematur umumnya lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2500 gram.
Baca juga: Apa itu Bayi Prematur? Kenali Ciri-ciri, dan Perawatannya
Mengacu pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 6 persen. Selain itu, berdasarkan estimasi WHO dan UNICEF, prevalensi prematur di Indonesia sekitar 10 persen.
Padahal, BBLR bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang bayi prematur, termasuk memicu stunting.
Melihat adanya risiko komplikasi berupa penyakit yang bisa menyerang bayi prematur dan kemungkinan mengalami stunting, Anda mungkin perlu mengetahui cara mencegah kelahiran prematur.
Namun sebelum menyimak pencegahannya, ketahui terlebih dahulu faktor risiko penyebab bayi prematur berikut.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor risiko penyebab bayi prematur, termasuk:
Dengan mengetahui faktor risiko penyebab bayi prematur, wanita bisa lebih waspada bila sedang merencanakan kehamilan.
Baca juga: 5 Penyebab Hipotermia pada Bayi Prematur
Dilansir dari Sehat Negeriku, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI dr. Lovely Daisy, MKM, menjelaskan beberapa cara mencegah bayi prematur yang bisa diupayakan.
Cara mencegah kelahiran prematur yang pertama yaitu dengan deteksi dini.
Pemeriksaan atau deteksi dini bahkan perlu dilakukan sebelum hamil untuk menghindari ibu hamil dengan berbagai faktor risiko serta mencegah BBLR dan stunting pada bayi.
Menurut dokter Lovely, wanita dapat melakukan skrininig anemia sebelum merencakan kehamilan dan mengonsumsi tablet tambah darah selama masa kehamilan.
Cara untuk mencegah bayi lahir prematur selanjutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali saat hamil, yaitu satu kali di trimester pertama, dua kali di trimester kedua, dan tiga kali di trimester ketiga.
Pemeriksaan pada trimester pertama dan ketiga perlu dilakukan di dokter agar ibu mendapatkan pemeriksaan secara komprehensif untuk mendeteksi faktor risiko komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan ataupun penyakit penyerta lainnya.
Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi:
Pencegahan kelahiran prematur selanjutnya yaitu dengan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis).
Pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan dapat berupaya mencegah bayi prematur dengan cara di atas. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter sebelum merencakan kehamilan.
Baca juga: 5 Cara Memberikan ASI pada Bayi Prematur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.