KOMPAS.com - Sejumlah orang selama ini menganggap beda otak kanan dan kiri dapat memengaruhi cara berpikir, kepribadian, atau gaya saat melakukan sesuatu.
Orang yang punya otak kanan lebih dominan kerap dianggap lebih kreatif dan cenderung melakukan sesuatu berdasarkan intuisi.
Sebaliknya, orang yang dominan otak kiri dianggap lebih logis, analitis, memperhatikan detail, dan kuantitatif.
Padahal, faktanya perbedaan otak kanan dan kiri dari sisi kesehatan baru dicermati ketika ada sebagian sisi otak yang terganggu. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat menyimak artikel berikut ini.
Baca juga: Fungsi Otak dan Cara Menjaga Kesehatannya
Melansir Healthline, perbedaan fungsi otak kanan dan kiri kali pertama dicetuskan Nobel Roger W. Sperry pada 1960-an silam.
Berikut perbedaan otak kanan dan kiri menurut penelitian yang dikerjakan Sperry:
Orang yang dominan menggunakan otak kiri cenderung lebih verbal, analitis, dan teratur dibandingkan orang yang dominan otak kanan.
Sehingga, orang yang dominan otak bagian ini lebih baik dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.
Menurut Sperry, fungsi otak kiri menjadi pusat kemampuan dalam hal:
Baca juga: 5 Makanan yang Meningkatkan Fungsi Otak
Masih menurut Sperry, orang yang dominan otak kanan cenderung lebih visual dan intuitif dibandingkan orang yang dominan otak kiri.
Jadi, orang yang dominan dengan bagian otak ini dianggap memiliki cara berpikir yang lebih kreatif, tapi kurang terorganisir.
Sperry menyebut, fungsi otak kanan mengendalikan:
Penelitian mengenai beda otak kanan dan kiri berdasarkan fungsinya tersebut lantas memunculkan teori dan anggapan luas bahwa manusia memiliki satu sisi otak yang lebih dominan, antara kanan dan kiri.
Baca juga: Riset Buktikan Perut Buncit Bikin Fungsi Otak Terganggu, Kok Bisa?
Seiring berjalannya waktu, jamak bermunculan studi yang membantah riset yang dikerjakan Nobel Roger W. Sperry.
Dikutip dari Harvard Health Publishing, penelitian pada 2013 menunjukkan, beda otak kanan dan kiri dalam mengendalikan fungsi atau cara berpikir seseorang tidak benar atau mitos.