Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Mi Instan Bisa Sebabkan Penyakit Jantung? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 09/01/2024, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Makan mi instan harus dibatasi karena jika berlebihan atau sering, akan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Mengutip Mayo Clinic, penyakit jantung menggambarkan serangkaian kondisi yang memengaruhi jantung.

Penyakit ini bisa berupa detak jantung tidak teratur (aritmia), gangguan otot jantung, gangguan katup jantung, atau sumbatan arteri koroner (pembuluh darah di jantung).

Baca juga: 6 Alasan Mi Instan Sebabkan Efek Negatif bagi Kesehatan

Pola makan yang tinggi lemak, garam, gula, dan kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit jantung.

Ada juga faktor risiko penyakit jantung lainnya, seperti tekanan darah tinggi (hhipertensi), kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes.

Risiko ini bisa dimiliki oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Artikel ini selanjutnya akan mengulas secara ringkas hubungan mi instan dengan penyakit jantung.

Baca juga: 5 Efek Samping Makan Mi Instan bagi Kesehatan

Kenapa mi instan bisa menyebabkan penyakit jantung?

Seperti yang disebutkan di atas bahwa makanan tidak sehat menjadi faktor risiko penyakit jantung.

Mengutip Healthline, mi instan biasanya tinggi jumlah lemak, karbohidrat, dan natrium dengan sedikit nilai gizi.

Mungkin hanya beberapa mi instan mengandung zat gizi mikro yang diperkaya dalam bentuk sintetis, seperti zat besi dan vitamin B.

Makanan kemasan ini identik dengan bahan dasar tepung putih, garam, dan minyak sawit.

Lalu, disertai tambahan bumbu yang mengandung garam, penyedap rasa, dan monosodium glutamate (MSG).

Baca juga: Tak Perlu Khawatir Konsumsi Mi Instan asalkan Ikuti Aturan Berikut Ini

Disari Healthline dan The Health Site, berikut alasan mi instan dapat menyebabkan penyakit jantung:

  • Natrium tinggi

Natrium adalah salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh. Ini didapatkan dari garam yang terkandung dalam makanan.

Namun, terlalu banyak asupan natrium tidak baik untuk kesehatan, termasuk. Apalagi pada orang yang dianggap sensitif terhadap garam.

Pola makan tinggi natrium dapat meningkatkan tekanan darah, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Merujuk Kementerian Kesehatan asupan garam yang ideal adalah 2.000 miligram (mg) atau setara 1 sendok teh garam per orang per hari.

  • MSG

Sebagian besar mi instan mengandung MSG. Ini adalah bahan tambahan yang digunakan untuk meningkatkan rasa makanan menjadi lebih gurih dan membuatnya lebih enak.

Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi MSG yang sangat tinggi terakit dengan penambahan berat badan dan tekanan darah.

Keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh jika Kita Makan Mi Instan Setiap Hari

  • Lemak jahat

Mi instan adalah makanan olahan tinggi. Sebelum dikemas, mi ini digoreng dengan minyak sawit, lemak babi, atau mentega.

Bumbunya mungkin juga mengandung minyak yang tinggi lemak jenuhnya. Oleh karenanya, mi instan bisa mengandung banyak lemak jahat.

Lemak jenuh, jika dikonsumsi secara berlebihan atau teratur, dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat) dalam darah.

Kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung.

Oleh karena itu, penting untuk kamu membatasi makan mi instan.

Kamu juga bisa meningkatkan nilai gizi sasat makan mi instan dengan menambahkan mi instan dengan sumber protein, serat, vitamin, dan mineral. Misalnya, telur dan sayur.

Meskipun makan mi instan sesekali tidak membahayakan kesehatanmu, mengonsumsinya secara teratur dapat membahyakan kesehatan jantungmu. Apalagi, didukung oleh gaya hidupmu yang tidak sehat lainnya.

Baca juga: Bolehkah Anak-anak Makan Mi Instan? Berikut Faktanya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau