Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Diabetes Tipe 1 Bisa Sebabkan Anak Turun Berat Badan Drastis

Kompas.com - 13/01/2024, 17:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Diabetes bisa dialami oleh anak-anak dengan beberapa gejala yang orang tua harus tahu.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Edokrin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Ghaisani Fadiana mengingatkan para orang tua agar selalu waspada, jika anak mengalami penurunan berat badan drastis.

Ghaisani mengatakan bahwa itu bisa jadi gejala diabetes.

Baca juga: Penyebab Diabetes pada Anak yang Harus Diketahui Orangtua

"Pada kondisi diabetes melitus tipe satu, tubuh berusaha mencari alternatif untuk menghasilkan energi, salah satunya dengan memecah cadangan lemak," kata Ghaisani, seperti yang dikutip dari Antaranews pada Jumat (12/1/2024).

Pada kondisi diabetes tipe 1, ia mengatakan, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin. Sehingga, gula darah tidak bisa diapakai oleh jaringan untuk menghasilkan energi.

Tak pelak, tubuh akan mencari alternatif dengan memecah jaringan otot atau lemak secara paksa.

Jika cadangan lemak dalam tubuh anak dipaksa dipecah, ia mengatakan, berat badan si kecil tentu akan mengalami penurunan yang signifikan. Akibatnya, anak akan kehilangan berat badan dan terlihat kurus.

"Berat badan turun akan sangat jelas terlihat pada anak-anak dan remaja, karena mereka masih dalam fase pertumbuhan. Jadi, salah satu yang harus terus kita pantau adalah berat badan dan tinggi badan anak-anak mulai dari lahir," terangnya.

Baca juga: 8 Bahaya Diabetes pada Anak yang Kasusnya Meningkat 70 Kali

Komplikasi diabetes tipe 1 pada anak

Sayangnya, kata dokter anak ini, sebagian besar kasus diabetes tipe 1 pada anak tidak terdiagnosis sejak dini.

Anak-anak penderita diabetes tipe 1 datang ke dokter sering kali sudah mengalami komplikasi.

"Yang sering terjadi, anak sudah datang dalam kondisi yang berat, misalnya sesak napas. Kadang-kadang, nyeri perut, mual, dan muntah. Itu pun saat didiagnosis sering kali terlewat," ungkapnya.

Lantara, kondisi-kondisi tersebut terkait juga dengan masalah kesehatan lainnya yang umum pada anak-anak.

Baca juga: 4 Gejala Diabetes pada Anak Harus Diwaspadai Para Orangtua

Misalnya, nyeri perut, mual, dan muntah, dikaitkan dengan gejala gastroentritis atau infeksi saluran pencernaan.

Sementara, sesak napas sering kali dikaitkan dengan gejala pneumonia atau radang paru-paru.

"Jadi sering kali terlewat, begitu dicek gula darah (anak) sudah tinggi di atas 500," terangnya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan skrining diabetes sejak usia anak-anak atau remaja.

Sebab, dibetes tipe 1 saat ini sudah mulai banyak ditemukan pada anak-anak usia 0-18 tahun.

"Kalau ada riwayat diabetes di keluarga, itu harus lebih hati-hati, perlu skrining," imbuhnya.

Baca juga: Diabetes pada Anak di Indonesia Meningkat 70 Kali Lipat

Skrining diabetes pada anak

Skrining diabates pada anak remaja bisa dilakukan di usia 10 tahun atau saat sudah mengalami pubertas.

"Pada anak perempuan saat mulai ada pertumbuhan payudara dan pada anak laki-laki saat mulai ada penambahan volume testis," ucapnya.

Skrining diabetes pada anak umumnya sama dengan usia dewasa, bisa dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu, dua jam setelah makan, atau dengan pemeriksaan HbA1c.

HbA1c adalah kadar sel darah merah atau hemoglobin yang bereaksi dengan gula.

Pada kondisi normal, proporsi atau persentasenya ada di angka 5-7 persen. HbA1c bisa menggambarkan rata-rata gula darah 8-12 minggu terakhir, karena dipengaruhi oleh usia sel darah merah dalam tubuh.

"Semakin tinggi gula dalam tubuh kita, semakin banyak pula hemoglobin yang bereaksi dengan glukosa, semakin tinggi nilai HbA1c," ujarnya.

Baca juga: Kapan Seseorang Dikatakan Menderita Diabetes? Ini Penjelasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau