Serat larut menyerap senyawa yang berpotensi berbahaya, seperti kelebihan estrogen dan lemak tidak sehat, sebelum dapat diserap oleh tubuh.
Sementara, serat tidak larut membuat segala bahan kimia berbahaya dari dalam tubuh dapat lebih cepat untuk keluar.
Bahan kimia berbahaya itu bisa meliputi BPA, merkuri, dan pestisida, yang terbawa dalam sistem tubuh Anda.
Semakin cepat bahan-bahan kimia dikeluarkan, semakin kecil kemungkinan mereka menimbulkan bahaya.
Baca juga: Manfaat Lemak bagi Kesehatan dan Sumbernya
Beberapa jenis serat larut (dikenal sebagai prebiotik) telah terbukti berkontribusi pada ketersediaan hayati mineral yang lebih besar (seperti kalsium) di usus besar Anda.
Peningkatan bioavailabilitas dapat menjaga kepadatan tulang, menurut ulasan 2018 di jurnal Calcified Tissue International.
Konsumsi serat harian berpotensi memberikan Anda umur panjang.
Tinjauan pada 2022 di Journal of Translational Medicine menemukan bahwa orang yang mengonsumsi cukup serat total (termasuk serat larut dan tidak larut) memiliki peluang lebih rendah untuk meninggal dini akibat apa pun, termasuk penyakit kardiovaskular dan kanker.
Untuk mendapatkan manfaat serat makanan secara optimal, penting untuk memenuhi asupan yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kemenkes merekomendasikan asupan serat untuk orang dewasa di Indonesia sekitar 20-35 gram per hari.
Baca juga: 7 Manfaat Vitamin C dan Sumber Makanannya yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.