KOMPAS.com - Diabetes dapat memengaruhi seluruh tubuh, termasuk kulit.
Mengutip Everyday Health, sekitar sepertiga penderita diabetes akan mengalami masalah kulit, seperti luka atau ruam pada kaki.
Faktanya, menurut American Diabetes Association (ADA), beberapa masalah kulit bisa menjadi tanda peringatan diabetes pada mereka yang tidak terdiagnosis.
Ketika diabetes memengaruhi kulit Anda daan menyebabkan luka pada kulit atau ruam, itu tandanya kadar gula darah Anda terlalu tinggi.
Berikut artikel ini akan menunjukkan macam masalah kulit yang menjadi gejala diabetes.
Baca juga: Apakah Diabetes tipe 2 Berbahaya? Ini Penjelasannya...
Disari dari American Academy of Dermatology Association (AAD) dan WebMD, berikut macam gejala diabetes yang timbul pada kulit:
Nama medis dari kondisi ini adalah dermopati diabetik. Kondisi kulit ini umum terjadi pada penderita diabetes.
Masalah kulit ini dimulai dengan munculnya bintik-bintik bulat atau oval, yang sering muncul di tulang kering. Warnanya antara coklat atau coklat kemerahan.
Pada awalnya, bintik-bintik ini sering kali terasa bersisik. Jika bentuknya mendatar, dapat menyebabkan penyok kecil pada kulit.
Berbeda dengan bintik-bintik penuaan, bintik-bintik ini sering kali mulai memudar setelah diabetes terkontrol dengan baik, biasanya dalam waktu 18 hingga 24 bulan.
Namun, dermopati diabetik juga bisa menetap di kulit tanpa batas waktu.
Baca juga: 9 Gejala Awal Orang Terkena Diabetes Tipe 2 yang Harus Diketahui
Kulit berubah lebih gelap seperti daki di leher, ketiak, selangkangan, atau di area lain, sering kali merupakan tanda pradiabetes.
Istilah medis untuk masalah kulit ini adalah acanthosis nigricans.
Jika Anda menderita diabetes, dapat timbul kulit yang keras, tebal, dan tampak bengkak.
Nama medis untuk kondisi kulit ini adalah scleredema diabetesorum.
Kulit menebal dan kencang secara perlahan selama berbublan-bulan atau bertahun-tahun.
Masalah kulit ini sering kali berkembang di punggung atas, meski dapat juga terjadi di bahu, leher, atau di tempat lain.
Namun, masalah kulit ini tidak pernah terjadi di tangan atau kaki.
Baca juga: Kenali Apa Itu Diabetes Insipidus, Penyebab, dan Komplikasinya
Sekitar sepertiga penderita diabetes tipe 1 menderita digital sclerosis.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya memiliki kulit tebal, kencang, dan licin.
Tanda peringatan diabetes ini biasa muncul di punggung tangan, terkadang di kaki dan dahi. Membuat sendi jari menjadi kaku dan sulit digerakkan.
Namun, masalah kulit ini jarang menyebabkan lutut, pergelangan kaki, atau siku kaku.
Memiliki gula darah (glukosa) yang tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk dan kerusakan saraf.
Kondisi tersebut dapat menyulitkan tubuh untuk menyembuhkan luka. Hal ini sering kali terjadi pada kaki.
Luka terbuka disebut ulkus diabetikum.
Anda mungkin menderita masalah kulit ini, jika diabetes tidak terkontrol (atau tidak terkontrol dengan baik) dalam waktu lama.
Baca juga: 9 Gejala Awal Orang Terkena Diabetes yang Harus Diketahui
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kadar trigliserida yang sangat tinggi, sejenis lemak yang bersirkulasi dalam darah.
Jika ini terjadi, Anda bisa mengalami kondisi kulit yang disebut eruptive xanthomatosis.
Benjolan ini biasanya muncul di pantat, paha, lekukan siku, atau lutu. Namun, bisa juga terbentuk di mana saja.
Di mana pun bentuknya, biasanya terasa nyeri dan gatal. Setelah diabetes terkontrol dengan baik, benjolan tersebut cenderung hilang.
Benjolan dan bercak ini muncul ketika Anda memiliki kadar lemak yang tinggi dalam darah, yang bisa menjadi tanda bahwa Anda menderita diabetes yang tidak terkontrol.
Nama medis untuk kondisi ini adalah xanthelasma.
Terlepas dari warna kulit Anda, benjolan dan bercak ini tampak berwarna kekuningan atau oranye kekuningan.
Baca juga: Banyak Makan Makanan Asin Amankah bagi Penderita Diabetes?
Diabetes melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda, yang mengurangi kemampuan tubuh Anda untuk melawan kuman berbahaya dan meningkatkan risiko terkena infeksi.
Infeksi jamur seperti sariawan dan infeksi jamur pada vagina sering terjadi.
Terkadang, kutil menjadi tanda peringatan diabetes. Nama medis untuk pertumbuhan ini adalah acrochordon.
Kutil bisa muncul menempel erat pada kulit atau menjuntai.
Meskipun kutil dapat berkembang di mana saja pada kulit, tetapi paling sering terjadi pada kelopak mata, leher, ketiak, dan selangkangan.
Baca juga: Ciri-ciri Diabetes pada Anak Muda yang Perlu Diperhatikan
Beberapa orang dengan diabetes mengalami masalah kulit ini, yang dalam dunia medis disebut granuloma annulare.
Namun, kebanyakan orang yang memiliki masalah kulit ini tidak menderita diabetes.
Salah satu penelitian menemukan bahwa penderita diabetes kemungkinan besar memiliki granuloma annulare di area kulit yang luas dan benjolan tersebut datang dan pergi.
Studi lain menyimpulkan bahwa orang yang menderita granuloma annulare yang datang dan pergi harus menjalani tes diabetes.
Penderita diabetes terkadang mengalami lepuh seperti akibat luka bakar. Kondisi kulit ini disebut sebagai bulosis diabetesorum.
Lepuh bisa terjadi di tangan dan kaki, termasuk jari-jemari.
Memiliki neuropati diabetik membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena bulosis diabetesorum.
Penyakit kulit ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Menjaga kendali gula darah (glukosa) dalam kisaran normal dapat mencegah timbulnya masalah kulit yang menjadi gejala diabetes.
Baca juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari untuk Sarapan Penderita Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.