KOMPAS.com – Nyeri yang dirasakan tubuh kerap kali membuat khawatir. Apalagi, jika nyeri yang dirasa diakibatkan setelah menjalani operasi atau pembedahan.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, bidang kesehatan pun terus berinovasi. Saat ini, telah tersedia layanan pain management untuk pasien dengan keluhan nyeri.
Sebagai informasi, pain management atau manajemen nyeri adalah prosedur medis untuk meredakan atau menghilangkan nyeri.
Kondisi tersebut memang harus segera ditangani karena kerap menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu akrivitas penderitanya.
Perlu diketahui, nyeri biasanya diakibatkan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Rasa sakit atau nyeri yang dirasakan seseorang berpotensi berdampak pada fisik hingga psikologis.
Sebetulnya, nyeri bsia jadi muncul sebagai alarm tubuh untuk melindunginya kerusakan jaringan lebih lanjut. Saat terasa nyeri, penderita akan membatasi aktivitas.
Berdasarkan sifatnya, nyeri diklasifikasikan menjadi dua, yakni akut dan kronis. Sementara berdasarkan intensitasnya, nyeri dapat terasa ringan atau berat.
Nyeri akut timbul secara tiba-tiba dan penyebabnya sering kali dapat diketahui dengan jelas, seperti cedera. Sementara itu, nyeri kronis timbul secara jangka panjang, misalnya dalam beberapa minggu atau bulan. Nyeri kronis sering kali muncul akibat suatu kondisi atau penyakit yang diderita oleh pasien.
Untuk hasil pengobatan maksimal, seseorang dapat menjalani lebih dari satu jenis metode manajemen nyeri.
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RS Harapan Keluarga member of Radjak Hospital Group dr Juliando, SpOT, menjelaskan, masyarakat awam biasa mengenal pain management dengan istilah manajemen nyeri, yang mana adalah tindakan minimal invasif dengan menggunakan panduan alat dalam menangani nyeri, baik nyeri akut maupun kronik.
"Prosedur yang digunakan ialah memasukkan obat ke dalam tubuh pada bagian yang nyeri dengan menggunakan ultrasonografi (USG) sebagai panduannya. Ini dilakukan supaya tepat sasaran," ujar dr Julianto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (21/1/2024).
Dia juga menyampaikan, obat yang digunakan dalam tindakan tersebut adalah Steroit, Platelet Rich Plasma, dan Proloterapi, yaitu obat yuntuk memperbaiki struktur jaringan, misalnya otot dan tendon yang mengalami kerusakan dan sebagai asal nyeri.
"Bisa juga dengan melakukan pemberian blok pada saraf, tindakan radio frekuensi atau neuro modulasi, yaitu melakukan abrasi pada tahap yang menimbulkan nyeri. Untuk alat-alat panduannya bukan hanya USG, melainkan juga poroskopi. Akan tetapi yang lebih sering dipakai adalah USG, karena lebih mudah didapat. Mungkin di seluruh rumah sakit sudah ada alatnya (USG), tapi memang butuh keahlian khusus untuk melakukan penggunaan USG yang dikhususkan untuk melakukan pain management ini," paparnya.
Lebih jauh, dr Julianto mengungkapkan, pihaknya sesuai dengan perkembangan teknologi, RS Harapan Keluarga Cikarang member of Radjak Hospital Group juga turut mengikuti perkembangan kebutuhan untuk pelayanan kesehatan yang nyaman dan aman.
"Pain Management di RS Harapan Keluarga Cikarang member of Radjak Hospital Group punya kelebihan, yakni efek samping yang ditimbulkan sangat sedikit. Jadi, pasien yang dilakukan tindakan injeksi, tepat sasaran,” ujarnya.