Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Dampak Merokok pada Penderita Diabetes yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 22/01/2024, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Kerusakan saraf

Merokok merupakan faktor risiko yang terdokumentasi untuk perkembangan berbagai jenis neuropati (kerusakan pada sistem saraf tepi), seperti yang dikutip dari Action on Smoking and Health (ASH).

Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan pada 2015 menemukan bahwa merokok meningkatkan risiko neuropati perifer diabetik sebesar 42 persen.

Sebuah penelitian prospektif menemukan bahwa merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko dua kali lipat.

Kerusakan saraf pada penderita diabetes (neuropati diabetik) disebabkan karena gula darah tinggi dan peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan di tangan, tungkai serta telapak kaki Anda.

Meskipun obat-obatan dapat membantu Anda mengatasi gejala neuropati, tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.

Untuk diketahui bahwa alasan kenapa merokok memperparah diabetes adalah karena merokok membuat penanganan diabetes menjadi lebih sulit, seperti yang dikutip dari FDA.

Tingginya kadar nikotin akibat merokok dapat membuat sel-sel dalam tubuh Anda kurang responsif terhadap insulin, sehingga membuat kadar gula darah Anda lebih tinggi.

Penderita diabetes yang terpapar nikotin dalam jumlah tinggi mungkin memerlukan lebih banyak insulin untuk mengatur kadar gula darahnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merokok dan diabetes adalah kombinasi yang sangat buruk.

Jika Anda menderita diabetes, berhenti merokok adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan Anda secara keseluruhan dan pengendalian diabetes Anda.

Baca juga: 8 Macam Kerusakan Organ karena Efek Merokok yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com