Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Brain Rot", Istilah Kekinian akibat Kecanduan Konten Receh di Medsos

Kompas.com - 04/12/2024, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber CNN

KOMPAS.com - Ternyata ada istilah untuk perasaan yang kita alami setelah menghabiskan banyak waktu menggulir (scrolling) media sosial tanpa tujuan, tanpa berpikir, dan menikmati konten receh. Istilah itu adalah brain rot.

Istilah "brain rot" menjadi kata pilihan Oxford tahun ini alias Word of The Year Oxford yang dipilih oleh lebih dari 37.000 orang yang berpartisipasi dalam polling, termasuk juga komentar publik dan analisis bahasa di Oxford University Press (OUP).

Dalam keterangannya, OUP mengartikan brain rot alias otak busuk, seperti kemunduran yang terjadi pada intelektual seseorang, terutama akibat dari konsumsi berlebihan terhadap materi atau konten online yang dianggap remeh dan tidak menantang.

Penggunaan isilah brain rot sendiri naik 230 persen tahun ini dibanding dengan pertama kali kata ini dipakai lebih dari seabad lalu.

Menurut OUP, istilah ini pertama kali digunakan oleh penulis Henry David Thoreau dalam bukunya “Walden” ketika ia mengkritik kecenderungan masyarakat untuk merendahkan ide-ide rumit demi ide-ide sederhana.

Baca juga: Resmi, Australia Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial

Di era digital ini, istilah pembusukan otak itu banyak dipakai seiring dengan kekhawatiran akan dampak dari konsumsi berlebihan konten-konten berkualitas rendah di media sosial.

Pada awal tahun ini, sebuah klinik kesehatan perilaku di Amerika Serikat mulai menawarkan terapi untuk brain rot, yang menggambarkan kondisi tersebut dengan gejala seperti "kabut mental", kelelahan mental, berkurangnya rentang perhatian, dan penurunan kemampuan kognitif.

Klinik tersebut juga menyebutkan bahwa kebiasaan menggulir dan kecanduan media sosial sebagai contoh dari perilaku pembusukan otak, yang sebenarnya bisa dicegah dengan membatasi waktu memakai ponsel dan melakukan detoks digital.

"Brain rot menggambarkan salah satu bahaya yang dirasakan dalam kehidupan virtual dan bagaimana kita menggunakan waktu luang kita," kata Presiedn OUA, Casper Grathwohl.

Ia menyebutkan, kata brain rot diadopsi oleh gen Z dan gen Alpha, komunitas yang sebagian besar bertanggung jawab atas penggunaan dan pembuatan konten digital yang dimaksud dalam istilah itu.

Baca juga: Kemenkes: Saring Informasi di Media Sosial agar Sehat Mental

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau