Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jantung Berdebar, Cara Mendeteksi dan Penyebabnya

Kompas.com - 15/02/2024, 06:00 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com- Jantung berdebar atau palpitasi adalah kondisi di mana detak jantung dirasakan lebih kuat atau lebih cepat dari biasanya.

Beberapa orang menggambarkan kondisi ini sebagai ketukan keras yang terasa di dada.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Elektrofisiologi (Aritmia) Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dr. Sebastian A. Manurung, Sp. JP(K) memberikan cara mudah mendeteksi kelainan jantung berdebar.

Baca juga: Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung yang Perlu Diketahui

Seperti ditulis Antara, Selasa (13/2/2024), Sebastian mengatakan jantung berdebar adalah kondisi jantung yang berdenyut terlalu kuat, terlalu cepat, atau tidak beraturan.

Kondisi jantung berdebar dapat terjadi setelah berolahraga,akibat stres berat, efek samping obat, maupun penyakit tertentu. Namun, ada kasus di mana jantung berdebar tanpa ada pemicu dan sebab yang jelas.

“Terkadang jantung bisa berdebar tanpa sebab, ini yang perlu diwaspadai adanya kelainan jantung," Sebastian menambahkan.

Metode "Menari"

Cara mudah untuk mendeteksi irama dan detak jantung tersebut, menurut Sebastian, adalah dengan melakukan metode “Menari”, yakni tindakan rutin memeriksa jantung sendiri.

Sebastian mengarahkan untuk menggunakan dua hingga tiga jari meraba urat nadi yang berada di pergelangan tangan samping, selurusan dengan ibu jari.

Tekan nadi selama minimal 30 detik dan hitung berapa kali nadi berdenyut dalam kurun waktu tersebut.

Sebastian menyebut, jantung yang normal umumnya berdetak sebanyak 60 hingga 100 kali selama tiga puluh detik.

Bila dirasa irama denyut nadi tidak normal, terlalu cepat atau bahkan tidak beraturan, perpanjang waktu meraba hingga satu menit untuk memastikan detak jantung benar-benar tidak normal.

“Pertama yang kita rasakan adalah berapa kali per menit, kemudian yang kedua, yang kita rasakan apakah iramanya normal atau tidak, karena ada juga gangguan irama jantung, di mana iramanya sudah cepat, berdebar, tapi juga tidak teratur,” ujar Sebastian.

Baca juga: Apa Itu Henti Jantung, Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya

Untuk cara yang lebih mudah, Sebastian menganjurkan untuk menggunakan smartwatch alias jam tangan pintar yang dapat secara otomatis mendeteksi detak jantung seseorang.

Namun, dia mengakui bahwa tidak semua orang memiliki gawai tersebut, untuk itu, teknik “Menari” adalah cara yang paling mudah dan sederhana.

“Bila dirasa jantung berdebar tidak normal, segeralah periksakan ke dokter spesialis jantung karena ini bukan hal yang bisa disepelekan,” dia menambahkan.

Jantung berdebar terkait tanda adanya penyakit jantung seperti aritmia, kardiomiopati, penyakit katup jantung, gagal jantung hingga serangan jantung.

Dilansir dari situs Kemenkes, beberapa hal yang harus diperhatikan apabila mengalami kondisi jantung berdebar adalah:

1. Debaran jantung terjadi secara terus menerus, bahkan memburuk
2. Disertai rasa tidak nyaman atau nyeri dada
3. Muncul rasa sakit kepala, pusing berputar bahkan hilang kesadaran (pingsan)
4. Sesak napas baik ringan hingga berat

Penyebab lain

Banyak faktor lain yang dapat memicu timbulnya jantung berdebar, berikut ini adalah penyebabnya:

1. Kecemasan 
Perasaan cemas atau dalam bahasa medis disebut anxiety pada dasarnya merupakan respon dasar tubuh saat menerima ancaman.

Dampak dari perasaan cemas ini tidak hanya terisolasi pada pikiran. Rasa cemas akan mengaktifkan sistem saraf otonom yang membuat kita lebih waspada. Sistem saraf ini akan meningkatkan kerja berbagai organ lain seperti jantung, paru dan sistem pencernaan, sehingga gejala yang dialami tidak hanya perasaan berdebar tetapi juga nafas yang tersengal-sengal hingga rasa mulas di perut.

2. Gangguan pada jantung
Jantung berdebar pada sebagian orang menandakan adanya gangguan pada kerja jantung,  yaitu gangguan irama jantung (aritmia).

Pada kondisi aritmia, kelistrikan jantung yang awalnya normal sebanyak 60-100 kali per menit mengalami gangguan. Jantung bisa berdetak lebih cepat (takikardia), lebih lambat (bradikardia), atau mengalami kekacauan dengan tidak serasinya kerja serambi dan bilik jantung. 

3. Konsumsi makanan atau obat-obatan
Makanan atau obat yang sedang dikonsumsi, karena bisa jadi memiliki kandungan yang dapat memicu jantung berdebar. Di antaranya:

Kafein: terkandung dalam kopi, teh, minuman berenergi dan beberapa soda.
Alkohol: makanan atau minuman yang mengandung alkohol dapat meningkatkan kerja jantung. 
Obat-obatan: berbagai kandungan dalam obat dapat memicu jantung berdebar baik secara langsung maupun tidak langsung.


4. Kondisi tertentu

Beberapa kondisi tubuh yang dialami dapat menjadi penyebab timbulnya jantung berdebar. Kondisi tersebut yaitu:

- Gangguan hormon tiroid

Kelenjar tiroid merupakan penghasil hormone yang memelihara metabolisme, apabila diproduksi secara berlebihan akan meningkatkan kerja jantung dan menimbulkan perasaan berdebar.

- Gula darah rendah

Kondisi gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) dapat mengganggu kerja
saraf otonom sehingga jantung menjadi berdebar.

- Perubahan hormonal: kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang mengalami perubahan siklus hormonal melalui menstruasi, kehamilan atau menopause.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com