Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Anak Rewel dan Demam jadi Alasan Orangtua Enggan Imunisasi

Kompas.com - 29/02/2024, 14:00 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Tingkat imunisasi dasar lengkap pada anak di Indonesia masih rendah. Informasi yang salah tentang imunisasi, misalnya akan membuat anak jadi demam dan rewel, menimbulkan keengganan orangtua untuk mengimunisasi anaknya.

Temuan survei yang dilakukan oleh lembaga riset Kantar Public di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menunjukkan hanya 27 persen responden yang menyebut anaknya telah menerima imunisasi dasar lengkap.

Mayoritas orangtua  tidak menyadari manfaat jangka panjang dari imunisasi dan lebih khawatir pada kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) seperti anak demam yang bersifat jangka pendek.

Gejala KIPI biasanya bersifat sementara dan ringan, lalu akan hilang dengan sendirinya meski tanpa pengobatan. Beberapa gejala yang muncul akibat KIPI antara lain nyeri, bengkak, dan kemerahan di lokasi suntikan, atau demam dan tidak enak badan.

Baca juga: 9 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Faktor lain yang membuat orangtua tak mau anaknya diimunisasi adalah ada anggapan akan melanggar ajaran agama, serta kurangnya dukungan sosial.

Meningkatkan cakupan imunisasi anak berusia kurang dari dua tahun menjadi salah satu target dari program Keluarga Sigap (Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan) yang diinisasi oleh Gavi, Unilever, dan The Power of Nutrition.

Team Leader Program Keluarga Sigap, Ardi Prastowo mengatakan, dibutuhkan pendekatan baru untuk meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi anak.

"Perlu diberi pemahaman bahwa munculnya KIPI setelah imunisasi berarti efek dari vaksin sedang bekerja. Memang tidak mudah untuk meyakinkan orangtua yang khawatir dan panik apabila anak mengalami KIPI," ujar Ardi di sela peluncuran program Keluarga Sigap di Jakarta (28/2/2024).

Menurut dia, tim kader posyandu yang menjadi garda terdepan program ini akan melakukan sosialisasi dengan pendekatan baru menggunakan media yang lebih interaktif untuk menarik perhatian masyarakat.

“Untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada keluarga, kami sadar bahwa sekedar mendidik secara konvensional saja tidak cukup,” ucap Ardi.

Baca juga: Promosi Kebiasaan Sehat yang Melindungi Kesehatan Anak

Imunisasi tidak hanya bermanfaat untuk melindungi individu, tetapi juga dapat membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) dan melindungi lintas kelompok usia.

Hal itu berarti apabila cakupan imunisasi pada anak tinggi dan merata. Cakupan imunisasi yang tidak rata akan memicu kejadian luar biasa seperti polio atau campak beberapa waktu lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau