Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilihan Pengobatan Glaukoma untuk Cegah Kebutaan

Kompas.com - 23/03/2024, 12:00 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Glaukoma adalah kerusakan pada saraf mata akibat cairan dalam mata yang meningkat dan bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Jika tidak segera ditangani, glaumoa dapat menyebabkan kebutaan.

Pakar kesehatan mata Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K) mengatakan, penglihatan pasien dengan glaukoma seperti seseorang yang melihat dari celah pintu, di mana pandangan menyempit pada bagian sisi bola mata karena memiliki saraf optik yang rusak.

"Pandangan menyempit, kalau mungkin pernah mengintip dari celah pintu, seperti itu. Karena itu dia disebut pencuri penglihatan," kata dr. Widya pada acara media diskusi bersama RS Spesialis Mata Jakarta Eye Center (JEC) di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Ia menuturkan, glaukoma membuat tekanan pada mata meningkat. Gejala awal yang biasanya dirasakan seperti penglihatan buram, melihat pelangi, pusing, mual, muntah, nyeri mata berat, dan tekanan bola mata tinggi mendadak.

“Pasien yang menderita glaukoma akut memiliki waktu 2 x 24 jam untuk segera menurunkan tekanan bola mata, jika terlambat kelainannya akan menjadi permanen," tuturnya.

Baca juga: Penyebab Glaukoma pada Mata dan Perawatannya

Pengobatan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan pada bola mata. Ada sejumlah pilihan pengobatan glaukoma, antara lain:

- Obat-obatan

Dokter akan meresepkan obat tetes mata dan juga obat yang diminum. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mengurangi produksi cairan mata dan membantu menurunkan tekanan mata.

“Pengobatan glaukoma itu diawali dengan pemberian obat tetes mata,” ucap dr. Widya.

Penggunaan obat tetes mata ini biasanya menimbulkan efek samping kemerahan pada mata, alergi, iritasi mata, dan penglihatan kabur.

- Tindakan laser

Ada dua jenis laser yang dapat dilakukan sebagai langkah pengobatan glaukoma, yaitu trabekuloplasti dan iridotomi.

Trabekuloplasti merupakan tindakan yang biasa dilakukan untuk orang yang mengidap glaukoma sudut terbuka. Sedangkan iridotomi merupakan tindakan yang dilakukan untuk pengidap glaukoma sudut tertutup.

Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Mata Glaukoma Sebelum Terlambat

- Operasi

Operasi dapat menjadi pilihan pengobatan jika penggunaan obat tak kunjung membuahkan hasil. Adapun operasi glaukoma yang umum menjadi pilihan adalah operasi trabekulektomi.

Dalam prosedurnya, dokter akan membuat saluran kecil pada bagian putih mata atau sklera untuk memudahkan cairan pada bola mata untuk keluar.

“Operasi ini dilakukan dengan membuang bagian dari selang drainase cairan di mata, sehingga membuat alirannya lebih lancar,” jelas dr. Widya.

Apakah glaukoma bisa sembuh?

Banyak orang mempertanyakan apakah glaukoma bisa sembuh atau tidak. Nyatanya, sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkannya.

Penanganan glaukoma dengan obat-obatan, laser maupun operasi, secara garis besar bertujuan untuk melancarkan aliran pembuangan cairan mata yang tersumbat dan mengurangi tekanan intraokular, agar tekanan bola mata tetap normal.

Tetapi, jika kondisi ini terdeteksi sedari awal, pengidapnya dapat mempertahankan penglihatan dan mencegah kehilangan penglihatan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, kunci utama pencegahan kebutaan akibat glaukoma adalah dengan melakukan deteksi dini sehingga dapat dilakukan pengobatan pada tahap awal penyakitnya.

Pemeriksaan mata secara berkala disarankan untuk individu berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, ada penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes melitus

Baca juga: Tanda-tanda Peringatan Katarak yang Harus Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau