KOMPAS.com - Kebotakan yang terjadi di bagian depan dan puncak kepala disebut juga alopecia androgenetik atau kebotakan berpola.
Kebotakan berpola ini memiliki kaitan erat dengan peranan hormon androgen.
"Pada laki-laki yang memiliki background alopecia androgenetik pada ayahnya biasanya juga berpotensi untuk mengalami kebotakan yang sama," kata Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi dan Estetika Prof. Dr. dr. Lili Legiawati, Sp.D.V.E., Subsp.D.K.E, seperti ditulis Antara, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kebotakan
Kebotakan berpola pada laki-laki umumnya terjadi di bagian depan dan puncak kepala.
Apabila tidak segera ditangani, kebotakan di dua titik tersebut akan meluas dan menyatu hingga menyisakan rambut di bagian samping dan belakang kepala.
"Lama kelamaan seiring dengan berjalannya waktu kalau tidak diobati, kebotakan ini bisa makin meluas. Jadi menyatu antara kebotakan di daerah depan dan puncak kepala. Jadi kita lihat rambutnya tinggal sisa di sekitar telinga dan di daerah belakang," ujarnya.
Selain laki-laki, Lili menjelaskan kebotakan berpola juga bisa terjadi pada perempuan di mana umumnya terjadi penipisan rambut di bagian puncak kepala.
Menurut dokter anggota Kelompok Staf Medis (KSM) Departemen Dermatologi dan Venereologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu, kebotakan berpola dapat mengganggu kualitas hidup karena menyebabkan penurunan kepercayaan diri terutama pada individu yang masih berusia muda.
"Kalau pada usia muda mereka merasa jadi rendah diri karena dengan kondisi rambut yang makin menipis jadi keliatannya jadi lebih tua dari usianya jadi dia merasa tidak percaya diri," ujar Lili.
Baca juga: Mengapa Pria Rentan Alami Kebotakan?
Lili mengimbau penanganan dini apabila sudah terjadi kebotakan berpola di area kepala agar pemulihan rambut menjadi lebih baik.
Apabila kebotakan berpola sudah dalam kondisi yang sudah meluas, Lili merekomendasikan untuk melakukan terapi pengobatan dengan plasma darah kaya trombosit atau sekretom yang merupakan turunan sel punca untuk merangsang pemulihan rambut.
"Untuk pengobatan yang lain kita punya platelet-rich plasma atau plasma yang kaya akan trombosit ini bisa mengandung berbagai faktor-faktor pertumbuhan kemudian yang terbaru adalah sekretom yang merupakan turunan dari sel punca hasilnya cukup bagus," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.