Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Setelah Berhenti Merokok Bisa Jadi Gemuk? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 14/05/2024, 11:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan orang menjadi gemuk setelah berhenti merokok dan ini yang sering dikhawatirkan para perokok.

Melansir Medical Daily pada Senin (13/5/2024), sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap kemungkinan penjelasan atas kejadian itu.

Menurut hasil penelitian yang dipresentasikan pada Kongres Obesitas Eropa tahun ini, perokok cenderung makan lebih sedikit dan mempertahankan kebiasaan makan yang tidak sehat dibandingkan dengan bukan perokok.

Baca juga: Berhenti Merokok, Cara Penderita Kanker Paru-paru Kurangi Risiko

Itu merupakan kesimpulan yang didapat dari mengevaluasi data lebih dari 80.000 orang dewasa di Inggris. Kemudian, ditulis dalam jurnal yang diterbitkan di BMC Public Health.

Berhenti merokok tidak diragukan lagi merupakan langkah positif bagi kesehatan secara keseluruhan, tetapi hal ini dapat menimbulkan tantangan terkait pola makan," tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.

Para peneliti menjelaskan bahwa nikotin memiliki sifat yang bisa menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme, sehingga dapat membantu perokok dalam mengendalikan berat badan.

Namun, berhenti merokok sering kali mengakibatkan peningkatan nafsu makan dan keinginan mengidam, sehingga berpotensi menyebabkan penambahan berat badan.

Peserta dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan statusnya sebagai perokok atau bukan perokok.

Baca juga: Apakah Paru-paru Perokok Kembali Normal Setelah Berhenti Merokok?

Usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, status merokok, kebiasaan makan, dan perilaku makan diidentifikasi berdasarkan jawaban kuesioner. Indeks massa tubuh (body mass index/BMI) peserta diukur selama penilaian kesehatan.

Hasilnya menunjukkan beberapa fakta menarik mengenai kebiasaan makan para perokok dibandingkan bukan perokok sebagai berikut:

  • Perokok dua kali lebih mungkin melewatkan waktu makan;
  • Mereka 35 persen lebih kecil kemungkinannya untuk ngemil di antara waktu makan dan biasanya tidak mengonsumsi makanan sebagai penghargaan diri atau karena bosan, dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok;
  • Mereka 50 persen lebih mungkin bertahan lebih dari tiga jam tanpa makanan;
  • Mereka cenderung makan lebih sedikit setiap harinya;
  • Mereka 8 persen lebih cenderung mengonsumsi gorengan, 70 persen lebih cenderung menambahkan garam, dan 36 persen lebih cenderung menambahkan gula pada makanannya.

Para peneliti mencatat bahwa hubungan ini lebih kuat pada individu yang lebih tua dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda.

Baca juga: Kapan Waktu yang Aman untuk Hamil Setelah Berhenti Merokok?

Kemungkinan penambahan garam dan gula pada makanan lebih besar terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan, sehingga perokok laki-laki lebih rentan terhadap kebiasaan makan yang buruk.

Kepala peneliti Dr Scott Willis mengatakan, kekhawatiran akan penambahan berat badan adalah alasan umum bagi perokok untuk tidak berusaha berhenti atau tidak berhasil dalam upaya berhenti merokok.

"Temuan kami menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan pola perilaku makan yang konsisten dengan berkurangnya asupan makanan dan kualitas makanan yang lebih buruk, yang ditandai dengan seringnya merokok, makan makanan yang digoreng, dan penambahan garam serta gula ke dalam makanan," ujar Willis.

Hal tersebut bisa membantu menjelaskan kenaikan berat badan yang biasa diamati ketika orang berhenti merokok.

Para peneliti mengatakan hasil ini memerlukan bantuan nutrisi dan manajemen berat badan yang lebih baik bagi mereka yang berusaha berhenti merokok.

Baca juga: Penderita Diabetes Harus Berhenti Merokok, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau