Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Beda Gondok dan Gondongan? Ini Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 30/05/2024, 12:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin menganggap gondok dan gondongan sebagai masalah kesehatan yang membuat leher membengkak.

Faktanya, gondok dan gondongan adalah penyakit yang menyerang jaringan dan kelenjar yang berbeda.

Baca juga: Penyakit Gondok

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dan diabetes Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD menjelaskan beda gondok dan gondongan.

Menurut dokter Wismandari, gondongan atau parotitis terjadi ketika kelenjar parotis, kelenjar yang memproduksi air liur terinfeksi oleh virus sehingga terjadi peradangan dan mengakibatkan pembengkakan pada bagian pipi dan rahang.

Pembengkakan tersebut biasanya terasa nyeri dan panas akibat proses peradangan.

Gejala gondongan lainnya berupa demam, lemas, sakit kepala, dan nyeri pada telinga yang bertambah parah saat mengunyah atau berbicara.

Sementara itu, sakit gondok terjadi akibat pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar yang memproduksi hormon-hormon untuk keperluan metabolisme.

Ia mengatakan bahwa kelenjar tiroid ada di bagian depan leher dengan dua lobus di sebelah kanan dan kiri tenggorokan.

Baca juga: 3 Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Penyebab sakit gondok atau pembengkakan kelenjar tiroid yaitu karena infeksi bakteri, penyakit autoimun, atau terapi radiasi.

"Sakit tiroid atau gondok itu biasanya ada beberapa jenisnya, yang bisa dilihat dari fungsinya yang sakit atau bentuknya yang sakit," kata Wismandari dikutip dari Antara, Selasa (28/5/2024).

Sakit gondok bisa mengakibatkan penurunan atau kenaikan berat badan, gangguan tidur, dan benjolan pada area leher.

Dokter yang berpraktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta itu menjelaskan soal penanganan masalah kelenjar tiroid.

Menurut Wismandari, biasanya diperlukan obat pengganti hormon tiroid pada pasien dengan kondisi hipotiroid dan obat penurun produksi hormon tiroid bisa diberikan kepada pasien dengan kondisi hipertiroid.

Selain itu, dokter Wismandari mengatakan, penghancuran sel-sel tiroid, operasi, dan terapi iodium radioaktif juga bisa menjadi opsi dalam menangani gangguan pada kelenjar tiroid.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Penyakit Gondongan Akan Sembuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau